Selasa (17/01/2023), diadakan acara Majelis Sholawat dan Awwalussanah Madrasah Salafiyah 3 Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek Q pada malam harinya. Bertempat di Mushola Barat Komplek Q dengan dihadiri oleh para ustadz dan ustadzah serta seluruh santri Madrasah Salafiyah 3.
Diiringi dengan sholawat oleh grub hadroh Tsamrotul Muna, tepat pukul 20.15 dimulailah serangkaian acara yang dipandu oleh saudari Zada. Acara dibuka dengan bacaan Al-Fatihah dilanjut dengan lantunan ayat suci Alquran oleh saudari Hibatul Wafiroh. Kemudian dilanjutkan acara berikutnya, yakni Majelis Sholawat Diba’iyah bersama dengan para ustadz dan ustadzah.
Acara berikutnya merupakan sambutan-sambutan, yang pertama oleh Kepala Madrasah Salafiyah 3, yakni ustadz Agus Najib. Beliau menyampaikan ucapan terima kasih kepada para panitia yang telah bekerja keras menyiapkan serangkaian kegiatan mulai dari akhirussanah, wisuda hingga awwalussanah. Serta harapan semoga Madrasah Salafiyah 3 semakin lebih baik kedepannya. Sambutan kedua oleh pengasuh Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek Q yang diwakili oleh Gus Kholid Arif Rozaq. “Guru iku kudu digugu lan ditiru, niat dan membuka hati untuk menuntut ilmu melalui bersekolah,” sedikit sambutan dari beliau.
Acara berlanjut dengan Kuliah Umum sebagai awal dari KBM Madrasah Salafiyah 3 yang disampaikan oleh ustadz Ihsanudin, M.Si. Di awal pembahasan, beliau menceritakan sedikit kisah bagaimana dulunya Kyai Warson belajar dan menghafal nadhom Alfiyah. Dengan bimbingan Kyai Ali Maksum, Kyai Warson diberi syarat target setor menghafal jikalau ingin bermain sepak bola. Kyai Warson menekuninya hingga beliau dapat mengajar Alfiyah ketika masa kecil.
Lantas, beliau menyampaikan tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam menuntut ilmu pengetahuan. Yang pertama, yakni niat dan harus adanya himmah aliyah (cita-cita yang tingggi). Seperti yang pernah disampaikan oleh Kyai Zainal, “Hidup itu harus ada cita-cita yang besar. Kalau hidup hanya sekedar hidup dan makan, lantas apa bedanya kita dengan tikus?”. Bukan hanya sekedar daily life, tetapi Allah saja mencintai perkara-perkara yang luhur dan mulia.
Yang kedua, yakni dibutuhkan kesungguhan dan khidmah. Butuh proses belajar seperti muroja’ah dan muthola’ah untuk keberkahan atas ilmu. Salah satu yang perlu dilakukan dalam berjuang belajar adalah dengan me-manage waktu dan prioritas. Belajar tidak hanya di kelas, begitupun ilmu harus diletakkan di dalam hati, bukan hanya di kertas.
Yang ketiga, yakni harus melakukan mujahadah dan menata dzikir. Otak manusia itu apabila digunakan akan semakin tajam dan cerdas, dan jika dibiarkan akan semakin tumpul seperti halnya pisau. “Setinggi-tingginya anda, jangan puas dahulu. Kejarlah sesuatu yang belum pasti seperti ilmu, jangan kejar sesuatu yang sudah pasti seperti jodoh,” tutur Ustadz Ihsanuddin di akhir pembahasan. Kemudian disusul dengan doa yang beliau pimpin.
Sebagai penutup, acara terakhir yang telah dinanti-nanti oleh seluruh santri Madrasah Salafiyah 3 yakni pengumuman juara dan pembagian hadiah. Menambah kesan semangat setelah menekuni pembelajaran, dan semoga menjadi suatu hal kebaikan dan keberkahan untuk pembelajaran yang akan datang.
–
Oleh : Zia Zahra Hudaya