Pada dasarnya sama semua
Kanvas putih yang siap dilukis
Ada beberapa yang bertekstur kasar ada yang juga halus sekali
Beberapa dari kanvas itu berwarna sedikit kuning ada juga yang sedikit coklat
Kusamnya permukaan kanvas tidak merubah fungsi mereka
Toh akan di timpa warna juga
Mengenai warna
Ada beberapa yang memilih sendiri
Ada juga yang terpaksa atau bahkan berserah
Ada yang gelap atau terang benderang
Ada yang warna warni melebih-lebihi pelangi
Ada yang hanya mengandung satu dua warna
Bukan karena enggan, mungkin mainnya kurang jauh atau kesempatannya kurang banyak
Kanvas bercorak corak warnanya
Pemalu lembut hatinya, bernuansa biru muda ada sekilas merah muda dan muda muda lainnya
Si pemberani, menutup kanvas dengan warna merah merona
Sedangkan si pemurung, main aman dengan warna warna senada
Lantas aku?
Warnaku tidak banyak
Cenderung netral saja
Sesekali kuning menghiasi wajahku yang tersenyum lebar
Tapi hatiku? Tidak semerona hati yang lainnya
Ah atau hanya sok tahuku saja
Mungkin mereka juga sepertiku
Beberapa kali tergores warna warna gelap yang kotor
Lantas buru buru ditutup lagi dengan warna-warna cerah
Kanvas itu tidak pernah penuh
Saat di timpa warna baru, yang lama hilang
Tertutup sempurna
Kadang aku ingat warna apa sebelumnya
Seringnya lupa
Kamu mewarnai kanvasmu dengan warna apa?
Kadang aku bingung karena terlalu banyak warna gelap di kanvas milikku
Ingin minta warna lain ke teman, ah mereka juga sibuk minta-minta
Ingin minta warna lain ke saudara, ah aku tak menemukannya
Ingin minta warna lain ke guru, kadang aku sungkan kadang memang ku tidak menemukan
Aku masih mencari warna lain
Bisakah kau membantu?
Atau aku harus mulai berpasrah saja?
Kalau boleh berharap, aku mau satu dua warna
Aku ciptakan warna baru bersama
Nanti ku bagi warna itu menghiasi kanvas kita
Ah, andai bisa begitu
Kulihat kanvas lainnya sudah mulai indah
Kanvasku masih belum apa apa
Karya: Zahrotul Ihsan
Pictured by Justyn Warner on Unsplash