Pelaksanaan Muktamar NU ke-34 yang bertempat di Lampung menghasilkan keputusan yang sebelumnya telah dimusyawarahkan oleh para kiai sepuh (Sembilan Ahlul Halli wal Aqdi) bahwa mereka menyetujui terpilihnya KH Miftahul Akhyar menjadi ulama yang menjabat sebagai Rois Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2021-2026.
Beliau merupakan sosok ulama yang namanya sudah tidak asing lagi terdengar di kalangan masyarakat khususnya kaum Nahdliyin. KH Miftahul Akhyar lahir pada tahun 1953. Beliau merupakan pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah, Surabaya, Jawa Timur. Beliau putra dari pengasuh Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq Rangkah KH Abdul Ghani.
Selain terpilih menjadi Rois Aam PBNU pada Muktamar ke 34 ini, beliau juga mempunyai banyak peranan penting dalam kepengurusan NU. Di antaranya yaitu menjabat sebagai Rais Syuriyah PCNU Surabaya periode 2000-2005. Kemudian menjadi Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur selama 2 periode yaitu 2007-2013 dan 2013-2015, Wakil Rais Aam PBNU periode 2015-2020, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025. Selain itu, beliau merupakan mantan Pejabat Rais Aam PBNU sejak akhir tahun 2018 menggantikan KH Ma’ruf Amin yang maju menjai calon wakil presiden di pilpres.
Baca juga Bahtsul Masa’il Waqi’iyah Muktamar Ke-34 NU : Penyesuaian Kelamin pada Pasien Interseks
Berbagai peran penting yang beliau emban menunjukkan betapa tingginya tingkat keilmuan yang dimiliki. Sejarah perjalanan keilmuan KH Miftahul Akhyar mencatat, bahwa beliau menuntut ilmu di sejumlah pesantren besar, yaitu di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang, Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, Pondok Pesantre Al Islah Soditan, Lasem, mengikuti Majelis Ta’lim Sayyid Muhammad bin Alawi Al Makki Al Maliki Malang.
Beliau merupakan sosok yang sangat sederhana. Akhlak KH Miftahul Akhyar merupakan turunan dari ayahandanya, yakni KH Abdul Ghani.
Oleh : Iqna Isti
Gambar :
Sumber :