Penemu Metode Amtsilati

Mengenal Lebih Dekat Sosok Penemu Metode Amtsilati

Diposting pada

Taufiqul Hakim atau yang akrab disapa dengan “Gus Taufiq” ini adalah sosok kiai alim yang berasal dari Kota Jepara. Beliau merupakan penemu metode Amtsilati, yakni metode cara cepat untuk membaca kitab kuning. Metode amtsilati ialah metode di mana pemula dapat menguasai gramatikal bahasa Arab dengan praktis dan mampu membaca kitab kuning dengan cepat hanya dengan kisaran waktu 3-6 bulan dari yang biasanya ditempuh dengan waktu 6-9 tahun.

KELAHIRAN DAN RIWAYAT PENDIDIKAN

Beliau lahir dari pasangan suami istri yang bernama (Alm.) H. Supar dan (Alm.) Hj. Aminah pada tanggal 07 Juni 1975 Masehi. Riwayat pendidikan beliau dimulai dari TK Lestari Bangsri, selepas itu beliau melanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar atau SD 3/7 Bangsri dan MTs Wahid Hasyim Bangsri, sembari beliau belajar mengaji Al-Qur’an dengan Kiai Kholil Bangsri. Adapun untuk pendidikan keagamaan, beliau melanjutkan pendidikannya di PIM (Perguruan Islam Matholi’ul Falah) Kajen, Pati di bawah asuhan KH. Abdullah Salam dan K.H. M.A. Sahal Mahfudz sembari nyantri di Pondok Pesantren Maslakul Huda di bawah asuhan K.H. M.A. Sahal Mahfudz. Sekolah beliau di PIM dimulai dari jenjang Diniyah Wustha selama 2 tahun (1992) kemudian dilanjut ke jenjang Pendidikan Madrasah Aliyah selama 3 tahun (1995).

Untuk menambah kekhusukan serta kemantapan hati, KH. Taufiqul Hakim melanjutkan mondok di Pondok Pesantren al-Manshur Popongan Klaten di bawah asuhan KH. Salman Dahlawi untuk berguru thariqah an-Naqsabandiyyah selama 100 hari yang mana normalnya harus ditempuh selama 5-10 tahun.

PERNIKAHAN

Selepas menyelesaikan pendidikannya, beliau pun mempersunting Hj. Faizatul Mahsunah Al-Hafidzoh pada tahun 1997. Pernikahan beliau dikaruniai 2 putra dan 1 putri, yakni : H. Muhammad Rizqi Al-Mubarok (1998), Akmila Azka Ni’mah (2006), dan Muhammad Dzikri Ar-Rohman (2010). Adapun putra beliau yang pertama telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an pada umur 10 tahun, putri beliau juga menyelesaikan pada umur 9 tahun, sedangkan yang terakhir baru menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 10 juz pada umur 8 tahun.

MENDIRIKAN PESANTREN

Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati yang terletak di Dusun Siturejo, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah yang secara resmi berdiri pada tanggal 1 Mei 2002 oleh beliau KH. Taufiqul Hakim yang mana juga selaku penemu metode Amtsilati; cara cepat membaca kitab kuning.

PENEMU METODE MEMBACA KITAB KUNING ‘AMTSILATI’

Berawal ketika ia melihat muridnya yang tengah kesulitan menghafal seribu bait Alfiyyah–yaitu sya’ir Arab yang mengandung aturan dan hukum ilmu nahwu (tata bahasa) untuk bisa membaca kitab gundul–lalu beliau berfikir untuk mencari bait-bait yang penting saja, yakni dengan memilih 150 bait. Dari 150 bait inilah menjadi cikal bakal metode cepat membaca huruf Arab tanpa harakat atau tanda baca.

Melalui pengujian selama enam tahun, akhirnya beliau menemukan rumus ajaib tersebut pada bulan Ramadan 2001 dan dinamai ‘Amtsilati’, yang berarti contoh-contohku. Metode ini tadinya diujikan kepada empat rekannya dan berhasil. Namun, ketika ia ajarkan kepada murid yang lain yang masih muda, tidak berhasil. Kemudian, ia mencari terobosan dengan memberikan banyak contoh dan menyampaikannya dengan lagu.

Murid pun betah belajar. Dalam kurun waktu 6 bulan, mereka dapat membaca kitab Arab gundul. Padahal jika dengan metode lama, bisa membutuhkan waktu 6-9 tahun. Dan yang menarik adalah murid yang sudah bisa menyelesaikan buku pertama bisa mengajar siswa baru. Begitu seterusnya, sehingga proses belajar bisa menjadi lebih cepat.

Untuk lebih memperkenalkan metode ini, KH. Taufiqul Hakim mengantar muridnya yang telah lulus ke rumah orangtua mereka dan sang murid pun mempraktekkannya di depan orangtua. Dari sini, metode ini pun menyebar di kawasan Bangsri. Namun, KH. Taufiqul Hakim tak digubris oleh masyarakat ketika beliau memperkenalkan metodenya di Jepara.

Di tahun 2002, peluncuran buku temuannya sepi pengunjung. Namun, beliau tak putus asa dan membawanya ke Mojokerto hingga akhirnya sukses. Metodenya menjadi pilihan di pesantren-pesantren tradisional atau salaf. Sejak saat itu, metode amtsilati menyebar dengan cepat.

DI BALIK KESUKSESAN BELIAU

Kesuksesan beliau dalam mendirikan dan mengembangkan Pondok Pesantren tak lepas dari karakter yang dimiliki beliau, yakni:

  1. Istiqomah
  2. Disiplin
  3. Minat baca yang tinggi
  4. Dermawan
  5. Produktif
  6. Ahli tirakat

Oleh   : Rosyidatul Untsa (4B)

Sumber :

Photo by Amtsilatipusat.net