Apakah Rasulullah mengajarkan salat tarawih?
Salat tarawih adalah sunnah nabi. Diriwayatkan dari Aisyah ra sesungguhnya Rasulullah melaksanakan salat di malam hari, kemudian kita ikut salat bersamanya hingga akhir dan Rasulullah melaksanakan salat di rumahnya pada sisa bulan Ramadan, seraya bersabda : “Saya khawatir akan diwajibkannya salat terhadap kalian kemudian kalian tidak mampu melaksanakannya.” (HR Muslim & Bukhari)
Salat yang dimaksud pada hadis di atas adalah sholat tarawih. Dijelaskan bahwa hukum salat tarawih adalah sunnah, yaitu jika dilaksanakan akan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak akan mendapatkan dosa. Maka melaksanakan sunnah Rasul merupakan suatu kebaikan. Suatu kebaikan hanya akan terbentuk melalui kebiasaan.
Bagaimana agar kita mampu membiasakan diri untuk melaksanakan salat sunnah tarawih ?
Telah dikatakan bahwasannya ghirrah (keinginaan yang menggebu-gebu) manusia tertinggi dialami saat usia muda. Seiring bertambahnya umur manusia, semangat untuk melaksanakan kebaikan akan menurun. Maka saat yang sangat tepat untuk membiasakan melaksanakan sunnah adalah ketika masih muda, yang mana kondisi tubuh kita masih sangat prima untuk melakukan segala kebaikan, terutama yang membutuhkan kekuatan fisik.
الخير عدة : kebaikan adalah kebiasaan. Jadi, kapan lagi mau memulai kebaikan ?
Menghidupkan malam bulan Ramadan
Para ulama sepakat, bahwasannya menghidupkan bulan Ramadan hendaknya melebihi bulan-bulan yang lain. Sahabat Umar bin Khattab menyukai salat tarawih. Para Imam, seperti Imam Maliki, Imam Hanafi, Imam Hanbali, dan Imam Syafi’i , dan Daud ra menghidupkan ramadan dengan melaksanakan 20 rakaat salat, selain witr.
Dari penjelasan di atas, bisa diketahui bahwasannya melaksanakan salat tarawih merupakan suatu cara untuk menghidupkan bulan ramadan.
Apakah melaksanakan salat tarawih harus dengan rakaat yang penuh (20 rakaat) seperti yang telah diajarkan?
Seperti yang telah dicantumkan dalam kitab Tuhfah, bahwasannya orang yang melaksanakan salat tarawih sebagian rakaat saja, telah mendapatkan pahala salat tarawih.
Bagaimana pandangan Islam terhadap pelaksanaan tarawih dalam tempo cepat?
Boleh saja tarawih dilaksanakan dalam tempo waktu yang singkat, dengan catatan pelaksanaan salat tarawih harus sesuai dengan tata cara salat yang telah di syariatkan. Syarat dan rukun salat harus terpenuhi secara sempurna. Lebih baik tidak melaksanakan tarawih daripada melaksanakan salat tidak sesuai dengan tata cara salat yang telah disyariatkan. Mengapa demikian? Karena hukum asal pelaksanaan salat tarawih adalah sunnah.
Keutamaan Salat Tarawih
Abu Hurairah meriwayatkan sebuah hadis :
من قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
Barang siapa menghidupkan bulan ramadan dengan keimanan dan keikhlasan maka diampuni dosa-dosa yang telah ia perbuat.
Jika kita lihat arti kata dari hadis tersebut, قام رمضان bukan hanya salat tarawih. Berbuat kebaikan termasuk menghidupkan ramadan jika telah didahului niat untuk menghidupkan ramadan, seperti membaca Alquran, salat sunnah selain tarawih, maupun hal-hal baik yang bersifat muammalah.
Keimanan yang dimaksudkan disini adalah sebuah keyakinan, keyakinan dalam hati. Sedangkan dosa yang diampuni adalah dosa-dosa kecil yang telah diperbuat pada bulan-bulan sebelum ramadan.
Waktu Pelaksanaan Salat Tarawih
Pelaksanaan salat tarawih itu seperti salat witr, yaitu antara pelaksanaan salat isya dan salat subuh. Kalau begitu, saat salat magrib dilaksanakan Jamak Taqdim (melaksanakan dua salat dilakukan dalam satu waktu, di awal waktu salat) maka kapan kita harus melaksanakan salat tarawih? Salat tarawih bisa dilaksanakan setelah melaksanakan salat Isya yang di jamak taqdim tersebut, sekalipun belum masuk waktu Isya. (Mughnil Muhtaj)
Penjelasan di atas cukup memeberi pemahaman bahwasannya salat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat diutamakan, dengan dasar untuk menghidupkan Ramadan. Ramadan adalah bulan penuh dengan kemuliaan, sehingga amalan bulan Ramadan harus melebihi amalan pada bulan-bulan yang lain. Pelaksanaan salat tarawih sunnah dilaksankan 20 rakaat, meskipun hanya dengan beberapa rakaat saja sudah mendapat pahala salat tarawih. Karena sebuah kebaikan akan terbentuk saat kita membiasakan diri untuk melakukannya. Jika kita mampu melakukan kebaikan yang lebih utama, mengapa kita membiasakan diri dengan hal yang hanya bersifat cukup baik saja?
Oleh: Hana
Pengajian KitabuShiyam Ustaz Zaky 7 Mei 2019