Nasionalisme dalam Konsep Islam

Diposting pada 748 views

Suatu kesempatan, K.H. Ma’ruf Khozin menyampaikan ceramah mengenai “Nasionalisme dalam Konsep Islam”. Beliau menyebutkan bahwa di dalam Al – Qur’an, ada satu negeri yang Allah ceritakan berulang-ulang negerinya damai, yakni kota Mekah.

  • Surat At-Tin ayat 3 :

وَهٰذَا الْبَلَدِ الْاَمِيْنِۙ

Artinya : “dan demi negeri (Mekah) yang aman ini”.

  • Surat Quraisy ayat 4 :

الَّذِيْٓ اَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ ەۙ وَّاٰمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ

Artinya : “Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan”.

  • Surat Al Baqarah ayat 126, yaitu doa Nabi Ibrahim :

وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا بَلَدًا اٰمِنًا وَّارْزُقْ اَهْلَهٗ مِنَ الثَّمَرٰتِ مَنْ اٰمَنَ مِنْهُمْ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَاُمَتِّعُهٗ قَلِيْلًا ثُمَّ اَضْطَرُّهٗٓ اِلٰى عَذَابِ النَّارِ ۗ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ

Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Mekah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,” Dia (Allah) berfirman, “Dan kepada orang yang kafir akan Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.”

  • Surat Al Hijr ayat 46 :

اُدْخُلُوْهَا بِسَلٰمٍ اٰمِنِيْنَ

Artinya : (Allah berfirman), “Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera dan aman.” Terbukti ketika di timur tengah ada kecamuk, Mesirlah yang paling aman diantara lainnya. Karena Mesir telah di nash dalam Al-Qur’an, dari doa Nabi Yusuf “Aaminiin” yang maksudnya aman, damai, dan tentram.

Sering orang bertanya, kenapa ada Hubbul Wathon Minal Iman?

Sayyidah Aisyah berkata : Kami saat hijrah di kota Madinah (Yatsrib), para sahabat disana sakit semua. Termasuk bapak saya (Abu Bakar) mengeluh tidak betah di Madinah, Bilal yang paling sabar ketika diuji juga mengeluh tidak kuat di Madinah.

Nabi Muhammad SAW kemudian berdoa, yang berarti :

Baca Juga:  Lailatul Qur’an, Puncak Acara Multaqa Ulama Al-Qur’an Nusantara 2022

” Ya Allah, berikanlah kecintaan kepada kami terhadap Kota Madinah sebagaimana Engkau memberikan kepada kami kecintaan terhadap Mekah, atau bahkan lebih dari Mekah. Jadikanlah Madinah sebagai kota yang sehat, dan berikanlah keberkahan pada takaran sha’ dan takaran mudd kami, serta pindahkan penyakitnya ke Juhfah.”

Ternyata betul, setelah Rasulullah hijrah ke Madinah, lalu Nabi melakukan haji wada’, Nabi tidak tinggal di Mekah, tetapi Nabi kembali ke Madinah, karena Nabi oleh Allah telah diberikan rasa cinta terhadap Negeri Madinah. Dimana pun Nabi Muhammad SAW bertempat, Nabi mencintai negerinya. Ketika Nabi Muhammad SAW di Mekah, Nabi mencintai negerinya. Padahal saat itu, penyembah berhala dimana-mana. Negeri Mekah masih termasuk negeri musyrik, tetapi Rasulullah tetap mencintai negerinya. Begitu Nabi sampai ke kota Madinah, belum dibuatkan deklarasai kota Madinah (Piagam Madinah), Nabi sudah berdoa mencintai negeri itu. Kalau Nabi sudah mengajarkan cinta terhadap negeri, maka kami pun meneladani Rasulullah dan mencintai negeri ini, Negeri Indonesia.

Kemudian beliau bertanya di sela-sela ceramah, cinta tanah air ada dalilnya atau tidak? Di Al-Qur’an banyak ayat tentang perang. Namun, kenapa kita tidak perang?

Di Al-Qur’an itu, isinya bukan perang semua. Perang itu ada latar belakang dan syariatnya. Allah mengizinkan perang pada Nabi Muhammad, karena terus menerus dikejar dan diperangi, baru diizinkan oleh Allah. Semua perang yang dilakukan oleh Nabi, karena bertujuan untuk membela diri. Peristiwa 10 November di Indonesia itu, dengan keluarnya resolusi jihad 22 Oktober, juga karena membela negara, sekutu mau datang, maka Hadratus Syaikh mengumpulkan para ulama. Sekali lagi, perang yang dilakukan pada 10 November 1945 telah sesuai dengan ayat mengenai perang. Itu pun setelah mendapatkan restu dari pemimpin tertinggi negeri ini, yaitu Bapak Ir. Soekarno.

Adakah di dalam Al-Qur’an ayat tentang damai?

Banyak ayat Al-Qur’an yang berisi tentang damai. Salah satunya dalam Q.S. Al-Anfal ayat 61 Allah SWT berfirman :

Baca Juga:  Harapan, Keyakinan, dan Kepastian

وَاِنْ جَنَحُوْا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Artinya : Tetapi jika mereka condong kepada perdamaian, maka terimalah dan bertawakal lah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

Ayat tersebut, bukan hanya untuk Rasulullah, tapi juga untuk kita umatnya.

Ada lagi dalam surat At-Taubah yang maksudnya apabila mereka itu tegak dalam perdamaian, selama mereka istiqomah, mereka continue dalam perdamaian, kamu juga harus tegak dalam perdamaian. Tidak boleh merusak duluan. Sekali lagi, kalau negaranya sedang perang, Irak mungkin dulu, silahkan bacakan ayat-ayat perang. Tapi kalau negerinya aman,  jangan dibacakan ayat-ayat perang. Karena ayat tentang damai teramat banyak, bahkan Allah melarang kita merusak perdamaian.

Ketika umroh, biasanya muthowwif hanya menceritakan tentang tempat perang, namun tidak menceritakan satu peristiwa penting, yaitu Perjanjian Hudaibiyah. Hudaibiyah adalah tonggak kebesaran kita, dimana Rasulullah sebelum Haji Wada’ sudah memilih damai. Sekali lagi, yang kita jadikan pegangan yaitu Perjanjian Hudaibiyah. Dan itu terletak dalam riwayat Bukhari, Muslim, dan sebagainya.

Bagaimana untuk menjayakan Islam ini?

Puncak keemasan umat Islam yaitu dengan karakter zuhud dan yakin. Kejayaan yaitu dengan karakter diri. Kehancuran generasi akhir ini yaitu karena mereka memiliki panjang angan-angan dan pelit. Di akhir ceramahnya, Beliau menuturkan bahwa mercusuar islam di akhir zaman kelak ialah Indonesia. Kita harus menjaga perdamaian di Indonesia, agar kelak Indonesia dapat menjadi puncak peradaban dunia.

 

Oleh: Nala Ikfina Utami

Sumber: youtube

Photo by Nick Agus Arya on Unsplash