Perang Ghazwah
Perang Badr I ~ Pada tahun kedua Hijriyah (2 H : 623 M) terjadi beberapa Perang Ghazwah. Dalam bahasa Arab, Ghazi atau Ghaza asal kata Ghazwah maksudnya menyerbu atau serbuan. Ghazwah dalam hal ini penggunaan katanya khusus untuk peperangan yang Nabi Muhammd saw. mengikutinya secara langsung.
Perlu kita ketahui bahwa Rasulullah saw. tinggal di Makkah selama 13 tahun berdakwah secara damai dan tidak membalas permusuhan. Kemudian ketika Rasulullah saw. berhijrah ke Madinah, barulah Allah SWT. menyariatkan adanya perlawanan untuk menangkal serangan musuh. Sebagaimana firman Allah “Diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, sebab sesungguhnya mereka itu dianiaya”. (QS. Al-Hajj: 39)
Di antaranya perang yang terjadi pada tahun kedua hijriyah adalah Waddan, Buwath, ‘Usyairah, Badar pertama, dan Qorqatul Kadar. Namun semuanya tidak sampai terjadi pertempuran. Dalam tahun yang sama pula terjadi perang Badar Qubra, Qainuqa, dan Sawiq.
Perang Badr I
Badr merupakan sebuah daerah mata air yang terletak antara Makkah dan Madinah. Secara astronomis, Badr terletak pada 23֯46’48”LU,38֯47’26”BT sekitar 153 Km barat daya Madinah dan 343 Km sebelah utara Makkah. Nama lain dari Perang Badr I adalah Perang Safwan. Ekspedisi Safwan atau Perang Badar Pertama terjadi setelah Perang Waddan. Dalam kitab Khulasoh Nurul Yaqin dijelaskan pula bahwa Waddan merupakan nama daerah antara Makkah dan Madinah. Perang Waddan atau Perang Al-Abwa’ adalah peristiwa ketika Rasulullah saw. keluar dengan 60 laki-laki untuk menyerbu kaum Quraisy, namun tidak menjumpainya. Perang Waddan terjadi pada bulan Shafar.
Pada bulan Rabiul Awal, Rasulullah keluar mengejar Kurz bin Jabir Al Fihri. Ekspedisi Safwan atau Invasi Badar pertama juga merupakan runtutan perang kecil yang menyebabkan meletusnya Perang Badr Kubro tahun 624 M. Ekspedisi Safwan terjadi setelah Nabi Muhammad saw. menerima informasi bahwa Kurz bin Jabir Al-Fihri melancarkan serangan terhadap pengembalaan beberapa ternak milik muslim di Madinah, dan merampas beberapa ekor unta. Kemudian Rasulullah saw. memerintahkan sekitar 70 Muslim untuk mengejar Kurz bin Jabir Al-Fihri ke Safwan yang merupakan daerah pinggiran Badr. Ali bin Abi Thalib memegang bendera Rasulullah saw. berwarna putih untuk menjaga kota Madinah dan beliau mewakilkan kepada maula beliau, Zaid bin Haritsah.
Baca juga: 7 Golongan Orang Meninggal dan Dikatakan Syahid dalam Islam
Ekpedisi Safwan tidak sampai terjadi pertempuran dan tidak berhasil menemukan Kurz bin Jabir Al Fihri. Adapun Kurz bin Jabir Al Fihr setelah peristiwa itu kemudian masuk Islam bahkan Rasulullah mengangkatnya menjadi panglima balatentara dan menugaskan untuk mengejar kaum Urainah.
Ibnu Ishaq, seorang sejarawan muslim yang pertama menyatakan bahwa ekspedisi Safwan terjadi setelah Perang Usyairah, sepuluh hari setelah Perang Usyairoh. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Perang Usyairoh terjadi pada beberapa hari di bulan Jumadil Akhir. Para sahabat nabi yang senantiasa menemani Rasululullah saw. adalah teladan kita, selalu mencintai dan patuh atas kehendak Rasul tanpa menyakiti maupun melawan. Begitu pula yang seharusnya kita lakukan kepada masyayikh, guru, dan orang tua kita.
Wallahua’alam
Oleh: Alifia D.
Sumber:
– Kitab Khulasoh Nurul Yaqin
– Sirah Nabawiyyah, Ketika Rasulullah Harus Berperang
Photo by Hasan Almasi on Unsplash