Aku masih sering bertanya
Mengapa malam tetap diam
Di saat hati dari permata terluka
Mengapa malam tetap diam
Di saat hati dari permata terluka
Aku terus bertanya dan bertanya
Sampai ujung tak menemukan ujung
Sampai cahaya tak mengenal terang
Dan sampai angin tak membawa sejuk lagi
Ada apa dengan perempuan?
Katanya,
Senyumnya seperti mekaran bunga surga
Jejak langkahnya begitu anggun tak bersuara
Dan kasih sayangnya selembut sutra
Lalu apa yg kulihat sekarang?
Siapa mereka yg hanya berpakaian sedikit itu?
Bahkan hampir tak kulihati
Balutan kain menutupi tubuhnya yang dingin
Bahagia ataukah terluka jiwanya?
Ku pandangi ia, kulihat senyumnya kepada lelaki itu.
Lalu ku pandangi lagi, mengapa dia berlari dan menangis?
Bukankah tadi ia menari ria dengan lelakinya?
Oleh: Mu’jabatu Firdausah
–
Foto: Arun Anoop on Unsplash