POV pelajar sekolah, mengeluh belajar dari pagi sampai sore setiap harinya. POV mahasiswa, mengeluh bobot sks dan tugas-tugas perkuliahannya. POV santri, mengeluh mengaji sehari 5x sudah seperti sholat fardhu.
Namanya juga sedang tholabul ilmi, berjuang mendapat ilmu di jalan Allah. Ya berat pasti, tapi yakinlah ada hikmah dan berkah dari ilmunya Allah. Semangat ya!
Mengeluh itu wajar dan manusiawi, tapi ga boleh berlebihan ya. Allah menerima keluh kesah hamba-Nya kok. Tapi sebagai hamba-Nya yang beriman, jangan pernah merasa putus asa dan berprasangka tidak baik kepada Allah. Allah akan ganti semua keluh kesah hamba-Nya dengan yang lebih baik dengan syarat, hamba-Nya mau berusaha dengan sungguh-sungguh (ikhtiar).
Mudah kok, melawan hawa nafsunya yang susah hehe.
Oh ya, ngomong-ngomong tentang tholabul ilmi, dari beberapa POV diatas, tulisan ini akan lebih menyoroti kepada santri sebagai orang yang belajar ilmu di pondok pesantren. Bagaimana sih kehidupan di pondok pesantren itu? POV mereka para santri katanya enak ya? Ada berkahnya, emang berkahnya tuh kayak apa?
Eits… jangan salah. Syukurlah kalian yang berkesempatan hidup di lingkungan pondok pesantren. Karena pondok pesantren penuh akan keberkahan di dalamnya. Apalagi di bulan Ramadan, berkahnya nambah-nambah. Hal ini juga disampaikan oleh Gus Akhmad Munadi, S.Hum dalam kuliah subuh PKR 1446 H di Komplek Q tentang berkah pondok pesantren. Yang mana beliau menekankan bahwa pesantren selain berkah, juga bersih, baik, dan ramah menjadi suatu ciri khas istimewaan pondok pesantren.
Pesantren itu Ramah
Indonesia terkenal dengan orangnya yang ‘katanya’ ramah-ramah. Salah satu keramahan terbukti oleh santri pondok pesantren yang mana ramahnya berasal dari sifat dan sikapnya yang luhur. Santri harus memiliki akhlak yang baik (akhlaqul karimah), rendah diri (tawadhu’), ta’dzim kepada guru, ikhtiar, sopan santun, dan sifat baik lainnya.
Kebiasaan-kebiasaan berakhlak yang baik akan membawakan kepada kedamaian bagi masyarakat lain. Karena santri akan menjadi panutan atau contoh bagi masyarakat sekitar dengan akhlak-akhlaknya yang baik. Sehingga tak heran jika santri diakui memiliki unggah-ungguh yang baik dalam menghormati setiap orang.
Kalau kalian merasa belum pintar, maka berakhlaqul karimah lah. Karena bisa dikatakan orang yang luar biasa tidak hanya dilihat dari kepintaran otaknya saja, tetapi dari akhlak kebaikan hatinya. – red
Pesantren itu Bersih
Banyak yang menganggap pondok pesantren adalah lingkungan yang kotor. Hei, asal kalian tau di pondok pesantren ada salah satu kegiatan rutinan bahkan wajib tentang kebersihan yang namanya roan. Iya mungkin di rumah setiap hari selalu beres-beres tapi apakah itu kalian sendiri yang mengerjakan setiap hari? Tidakkah ibu atau bahkan asisten rumah tangga yang mengerjakan? Atau juga di masyarakat, gotong royong membersihkan lingkungan masyarakat apakah dikerjakan seminggu sekali? Belum tentu kan…
Salah satu pelajaran utama di pondok pesantren adalah menjaga kebersihan. Setiap minggu atau setiap hari santri akan melakukan roan (istilah bersih-bersih lingkungan di pondok pesantren). Roan dilakukan dengan gotong royong, bersama-sama antara satu santri dengan santri yang lainnya untuk membersihkan lingkungan pondok pesantren. Karena lingkungan yang bersih akan menjadi faktor utama agar santri merasa nyaman ketika belajar.
Bahkan, bersih-bersih nya santri itu ada berkahnya loh. Hanya sekedar menyapu saja berkah nya luar biasa. Seperti yang disampaikan Gus Akhmad Munadi dalam kuliah subuhnya di Komplek Q, bahwasanya menyapu adalah amal paling sederhana tetapi bermanfaat. Lalu apa berkah luar biasanya?
Menyapu sudah menjadi kebiasaan umum dalam bersih-bersih. Dalam konteks ini, manfaat dan berkah menyapu adalah ketika dilakukan secara konsisten dan niat tidak hanya untuk menjaga kebersihan lingkungan tetapi juga niat untuk membersihkan hati. Hal ini agar menumbuhkan rasa peka terhadap lingkungan. Sehingga tidak hanya lingkungan yang bersih tetapi hati juga ikut bersih dengan niat tersebut. Itulah jika pesantren ingin terlihat bersih, maka santrinya harus peka terhadap kebersihan lingkungan.
Pesantren itu Baik
Pada dasarnya, pendidikan di pesantren itu mengaji. Ya walaupun mengaji memang tidak hanya di pondok pesantren saja. Mengaji bisa di rumah, di sekolah, di masjid, atau di mana pun asalkan tempatnya suci dan bersih.
Apalagi, pada bulan Ramadan seperti saat ini. Banyak sekali kegiatan-kegiatan masyarakat walaupun tidak se-full di pondok pesantren. Mulai dari sehabis subuh, pagi, siang, sore hingga malam hari santri akan dipadatkan dengan jadwal mengaji. Salah satunya adalah untuk mendapatkan keberkahan bulan Ramadan. Kapan lagi kan bisa merasakan pengalaman mengaji yang insyaallah kecipratan berkah Ramadan? Masyaallah…
Banyak di luaran sana yang ingin mengaji seperti santri, tetapi tidak adanya kesempatan. Sangat disayangkan bukan? Makanya kita sebagai santri yang difasilitasi mengaji harus tetap bersyukur apalagi berkah nya luar biasa.
Pesantren itu Berkah
Di pesantren, kita memiliki orang tua yang disebut dengan kyai. Walaupun bukan orang tua biologis, tetapi kyai tetaplah orang tua secara ilmu. Kyai adalah orang tua yang mendidik, mengasuh, mendoakan serta memberikan ilmu dengan baik di pondok pesantren. Maka, kita harus berbakti kepada orang tua di rumah juga orang tua di pondok pesantren.
Namun yang terjadi di masyarakat, adanya framing bahwa pesantren itu feodalisme. Feodalisme yang menyatakan bahwa kyai itu hierarki. Menurut mereka, kyai itu menyuruh dan dipuja-puja bahkan disembah. Padahal hubungan antara kyai dan santri berlandaskan penghormatan dan spiritualitas karena keilmuannya, bukan karena kekuasaan jabatan atau hierarkinya.
لولا المربي ما عرفت ربي
“Jika tidak ada guru, maka aku tidak akan kenal Tuhanku”
Salah satu keberkahan santri bisa didapat melalui seorang gurunya (kyai). Mengapa demikian? Seperti yang telah dijelaskan bahwasanya kyai adalah yang memberikan ilmunya kepada santri. Allah menyelipkan keberkahan ilmu melalui seorang kyai. Karena kyai disebut sebagai alim ulama atau yang mahir dalam ilmu pengetahuan khususnya agama. Dan memiliki karakteristik tertentu seperti zuhud, ikhlas, qana’ah, wirai, dll.
Sehingga, sebagai santri harus menghormati kyai nya sebagai guru juga orang tuanya di pondok pesantren agar mendapatkan keberkahannya. Inilah salah satu berkah nya pesantren, terdapat di kyai nya. Hal ini telah ada sejak zaman Rasulullah yang mana sanad keilmuan dari guru-guru hingga ke murid-murid masih berkelanjutan hingga saat ini.
Itulah pesantren dan santri yang sudah seperti Wi-Fi, terhubung dan akan selalu terkoneksi. Karena pesantren yang baik, bersih, ramah, dan berkah tak terlepas dari peran santri yang mengaji dan belajar dengan baik pula di lingkungan pondok pesantren.
Semoga, dengan ta’dzim kepada kyai dan guru-guru di pondok pesantren, kita semua sebagai santri mendapatkan keberkahannya. Gapapa semangat mengaji 5x sehari walaupun disambi yallah yallah masyaallah dan ngantuk-ngantuk, insyaallah niat tholabul ilmi nya tersampaikan dengan baik.
Wallahua’lam bisshowab…
Penulis: Zia Zahra Hudaya
Dokumentasi: Arsip Media Komplek Q
Sumber: