Pola Makan Ala Rasulullah saw.  

Diposting pada

“Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui”

Peribahasa yang saya kira relevan untuk topik kita sekarang. Bagaimana tidak, memiliki pola makan yang tepat adalah dalam rangka kita mewujudkan hidup sehat. Terlebih jika kita memegang acuan pada pola makannya Nabi saw. Niscaya diri kita berhak menyandang pangkat orang yang sehat dan mengagungkan sunah Nabi. Sederhananya sehat yang berpahala. Jika pembaca pernah mendengar, saking sehatnya Rasulullah, beliau itu jarang sekali sakit. Hanya dua kali seumur hidup. Apa tipsnya? Langsung simak dibawah ini :

  1. Makanan dan minuman yang halal dan baik. Dari rumpun hewani, nabati, dan olahan. Halal haram ini ditinjau dari segi zatnya, proses pengolahannya, dan cara mengolahnya.
  2. Pola keseimbangan. Pada dasarnya Rasulullah tidak membatasi pada satu jenis makanan, melainkan menyantap beberapa varian dengan cara yang seimbang. Misal, panasnya kurma beliau seimbangkan dengan semangka atau mentimun yang bersifat dingin. Saat ini prinsip ini kerap dikaitkan dengan trend  food combining. Kunci dari pola makan ini adalah menciptakan pada keseimbangan pada elemen-elemen kimiawi dalam tubuh, khususnya yang berkaitan dengan pencernaan.

Berikut prinsip keseimbangan yang diterapkan oleh Rasulullah :

  1. Mengonsumsi makanan lokal. Karena semakin dekat tempat makanan itu, semakin baik pula kondisinya.
  2. Mengonsumsi buah-buahan.
  3. Tidak mengonsumsi daging dengan susu, susu dengan ikan, atau susu dengan makanan masam. Bila susu bertemu dengan yang masam dapat menyebabkan penggumpalan dan pemicu iritasi pencernaan. Maka, minumlah susu di waktu kosong, bukan saat makan bersama makanan lain.
  4. Tidak mencampurkan makanan yang mudah dicerna dengan makanan yang sulit dicerna. Seperti memakan buah-buahan yang mudah dicerna (30 menit) dengan karbohidrat atau protein hewani yang sulit dicerna (2-3 jam).
  5. Tidak mengonsumsi makanan yang segar dengan yang diawetkan. Rasulullah tidak suka mengonsumsi makanan yang diawetkan. Hal itu selaras dengan anjuran ilmu kesehatan.
  6. Menu Harian Rasulullah. Pagi hari, sarapan Rasulullah setelah sholat shubuh adalah segelas air yang dicampur dengan sesendok madu asli. Karena pada saat pagi, tubuh tidak bisa dipaksa menerima makanan yang berat. Ditinjau dari segi kesehatan, madu berfungsi membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus dan menyembuhkan sembelit, wasir dan peradangan. Setelah masuk waktu dhuha, Rasulullah mengonsumsi tujuh butir kurma Ajwa’ yang matang. Sebagaimana hadis riwayat Bukhari “barangsiapa yang makan tujuh butir kurma, maka akan terlindungi dari racun”.

Dalam dunia medis, disebutkan bahwa pada pukul 04.00-12.00, sistem pencernaan tubuh manusia sedang berada pada fase pembuangan. Maka tidaklah tepat pada jam itu memberikan pada tubuh makan-makanan yang berat, seperti makanan yang mengandung karbohidrat, sayuran, dan lauk-pauk. Sebab energi yang seharusnya digunakan untuk pembuangan akan terbagi konsentrasinya dengan proses pencernaan. Akibatnya tubuh menjadi lemas dan loyo karena pemborosan energi. Sehingga sangat dianjurkan sarapan dengan buah. Karena selain mudah dicerna, ia juga menjadi sumber energi.

Sumber : Moch. Syahrowi Yazid, Mukjizat Makanan dan Minuman Kesukaan Rasulullah saw., Lontar Mediatama (Yogyakarta: 2018)

Photo by Dan Gold on Unsplash