Profil KH. Yahya Cholil Tsaquf, Ketum PBNU 2021-2026

Diposting pada

Amanah jabatan Ketua Umum PBNU masa khidmat 2021-2026 jatuh kepada KH Yahya Cholil Tsaquf (Gus Yahya) sesuai dengan ketetapan pada sidang pleno V pada Muktamar NU ke-34 di Lampung.

Beliau kelahiran Rembang, 16 Februari 1966 yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, rembang, Jawa tengah. KH Yahya Cholil Tsaquf merupakan putra dari KH Cholil Bisri yang menjadi kakak kandung KH Mustofa Bisri. Sehingga KH Yahya adalah kemenakan Gus Mus. Selain ulama, ayahnya juga dikenal sebagai sosiolog dan politikus pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Kakeknya juga seorang tokoh besar NU, KH Bisri Mustofa, penyusun Kitab Tafsir Al Ibris.

Beliau pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Al Munawwir, Krayak, Yogyakarta di bawah asuhan KH Ali Maksum. Setelah mondok, beliau mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Gajah Mada (UGM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).

Pada saat menjadi mahasiswa, Gus Yahya juga aktif dalam Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta. Selain itu, kakak kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas itu sempat bermukim selama setahun di Mekkah, Arab Saudi untuk mengaji.

Baca juga Mengenal Lebih Dekat Rais Aam PBNU Periode 2021-2026

Sebelum menjabat menjadi ketua PBNU, KH Yahya menjabat sebagai Katib Aam PBNU masa khidmat 2015-2020. Pada masa pemerintahan Gus Dur, sebagai presiden RI tahun 1999-2001, Gus Yahya mendapat kepercayaan sebagai juru bicaranya. Ketika di masa pemerintahan presiden Joko Widodo, beliau menjabat sebagai salah satu Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang menjalani pelantikan pada 31 Mei 2018.

Pada 2014, Gus Yahya juga tercatat menjadi salah satu inisiator pendiri institut keagamaan di California, Amerika Serikat yaitu Bayt Ar-Rahmah Li ad-Da’wa Al-Islamiyah rahmatan Li Al-alamin yang mengkaji agama Islam untuk perdamaian dan rahmat alam. Lalu ia juga pernah dipercaya menjadi tenaga ahli perumus kebijakan pada Dewan Eksekutif Agama Agama di Amerika Serikat–Indonesia yang didirikan berdasarkan perjanjian bilateral yang ditandatangani oleh Presiden Obama dan Presiden Jokowi pada Oktober 2015 untuk menjalin kemitraan strategis antara Amerika Serikat dan Indonesia.

Selain berbagai peran tersebut di atas, Gus Yahya juga berperan aktif dalam beberapa forum internasional untuk menyampaikan pesan tentang perdamaian dunia. Salah satunya ketika menjadi pembicara dalam diskusi di Yerussalem.

Oleh : Iqna Isti

Gambar :

www.viva.co.id

Sumber :

jatim.nu.or.id

sindonews.com