Apa yang indah dari sebuah kehilangan?
Hanya berteman sepi, layaknya kayu di tengah lautan
Apalagi harapan Ketika alam tak mau lagi berbagi kehidupan?
Tinggal sendiri, terlunta-lunta mengeja setiap jejak kaki
Bukan meronta, namun ku sadari hidup ini semakin tak berarti
Kini pondasi itu telah runtuh
Tiang-tiang berdebum walau hanya disentuh
Dinding perlindungan pun reyot bak kayu habis oleh rayap
Membuat diri semakin kalap
Baiklah, bukan saatnya lagi ku terlelap
Hancur, Separuh jiwaku lari mencari ketenangan
Berkali-kali tersandung di persimpang jalan
Aku menyerah,
Hingga hatiku luruh tersentuh gemaan takbir
Jiwaku terbangun oleh Kalimat suci nan indah
Lalu kujatuhkan diri, tenggelam dalam nikmatNya
–
Oleh: Iqna Isti’nafiyyah
–
Foto : Sebastien Gabriel on Unsplash