عن ابي هريرة رضي الله عنه ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : “يعرق النا س يوم القيامة حتى يذ هب عرقهم في الارض سبعين ذراعا وانه يلجمهم حتى يبلغ اذانهم” رواه البخاري ومسلم
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Manusia mengeluarkan keringat pada hari kiamat, sehingga keringat masuk di bumi sedalam tujuh puluh hasta. Dan sesungguhnya keringat itu akan menenggelamkan mereka hingga mencapai telinga mereka.” (H.R. Bukhori dan Muslim).
Dari hadits di atas, dapat digambarkan bagaimana keadaan ketika hari kebangkitan hingga keringat manusia mencapai telinga. Artinya kemana manusia akan lari jika sudah berada di sana. Jadi hal yang bisa menyelematkan seorang manusia tak lain adalah amal perbuatannya. Begitu luar biasanya siksaan Allah bagi orang yang amalnya tidak diterima. Untuk diterimanya amal, kuncinya yaitu sucinya/ikhlasnya niat, tapi sesuai dengan syariat (tutunan agama Islam). Karena itu, agar manusia bisa sukses dunia akhirat, yang menentukan adalah perkara amal perbuatannya. Sehingga ada kemungkinan apakah amal tersebut diterima atau tidak.
Timbangan Amal-Amal
وَنَضَعُٱلۡمَوَٰزِينَٱلۡقِسۡطَ لِيَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ فَلَا تُظۡلَمُ نَفۡسٞ شَيۡٔٗاۖ وَإِن كَانَ مِثۡقَالَ حَبَّةٖ مِّنۡ خَرۡدَلٍ أَتَيۡنَا بِهَاۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَٰسِبِينَ
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”(Al-Anbiya’: 47)
Menghitung perbuatan baik tidaklah diperkenankan. Cukuplah Allah yang membalas segala perbuatan manusia. Sehingga, jika Allah menutup kebaikan seseorang saat ini, maka Allah pasti akan membukanya pada saat yang tepat di kemudian hari. Tidaklah mungkin Allah mendzolimi hamba-hambaNya, dengan tidak memberikan balasan yang setimpal terhadap apa yang telah diperbuat hamba-hambaNya. Tersebab Allah adalah sebaik-baiknya pemberi balasan, manusia tidak akan mungkin dirugikan. Buah dari amal seseorang diperuntukkan hanya untuk dirinya sendiri. Jadi jangan sekali-kali kita menghitung kebaikan kita, seperti “oh saya sudah berbuat baik ini, kepada ini, dan untuk ini..”
وعن عائشة رضي الله عنها قالت : “قلت يا رسول الله, هل تذ كرون اهليكم يوم القيامة فقال أما في ثلاثة مواضع فلا يذ كر احد أحدا : عند الميزان حتى يعلم أين يقع كتابه في يمينه أو شماله أو وراء ظهره. وعند الصراط اذاوضيع بين ظهراني جهنم حتى يجوزه ” رواه أبوداود, والحاكم وقال : صحيح على شرطهما.
Pada saat hari kiamat, semua orang akan lupa terhadap orang lain (istri lupa kepada suami, suami lupa kepada istri, orang tua kepada anak, dan lain sebagainya), yaitu dalam tiga keadaan, (1) ketika ditimbang amalnya, (2) ketika penyerahan lembaran-lembaran amal, dan (3) ketika melewati jembatan apabila orang itu diletakkan antara dua punggung.
Ketika penyerahan lembaran-lembaran amar, akan diketahui amal manakah yang lebih banyak dimilikinya. Sehingga ia mengetahui catatan kitabnya akan diberikan melalui tangan kanannya, tangan kirinya, atau belakangnya. Sedang perbuatan baik itu selalu ditandai dengan kanan.
Oleh: Malpha Della T
Dilansir dari Pengajian Kitab Qul Ha>dzihi Sabili> hal. 34-35 dengan Ustaz Maulidi