Apa yang ada dalam benak pikiramu ketika berada pada masa pergantian tahun? Semangat baru, pacar baru, kehidupan yang lebih baik, atau lainnya? Tentunya tak ketinggalan untuk mengabadikan momen setahun sekali melalui status di media sosial. Ada juga yang dicatat di atas selembar kertas kemudian ditempel di lemari atau dinding kamar atau juga di ponsel. Ada juga yang cukup mencatatkannya dalam benak pikiran, sehingga tak perlu dicatat ulang d kertas atau ponsel. Wah tajam sekali ingatannya? Seberapa banyak catatanmu?
Momen tahun baru masehi memang lebih ramai daripada tahun baru Islam sendiri. Dirayakan, diabadikan, dijadikan patokan kehidupan yang lebih baik pada tahun selanjutnya, dan sebagainya. Berbagai resolusi kebaikan ditulis, disusun sedemikian rapi, bahkan bagi beberapa orang dibuat timeline. Ada juga yang hanya menjadi catatan usang karena hanya abadi di media sosial tapi punah di kehidupan nyata, alias tidak ada yang terealisasikan.
Di antara resolusi atau target yang ditulis, apakah ada diantara kita yang menuliskan target perubahan-perubahan kecil seperti, “targetku mulai besok tahun baru aku akan jadi orang pertama yang mematikan lampu depan kamar dan menghidupkannya ketika gelap, agar listrik hemat dan orang tidak merasa kegelapan karena lampu sudah terang.” Atau barangkali menuliskan target, “hai diriku, di tahun baru nanti aku akan mengurangi penggunaan sedotan plastik sekali pakai buang.” dan berbagai target perubahan kecil lainnya. Kehidupan yang lebih baik sebenarnya dimulai dari hal-hal kecil, sebelum mengarah ke hal-hal besar karena hal kecil yang demikian tersebut mencerminkan watak asli manusia.
Kepekaan sosial tidak cukup hanya dengan menjadi volunteer kegiatan bakti sosial, menjadi donatur anak yatim, mengutarakan ide-ide di media sosial, dan sebagainya. Justru kepekaan sosial bisa dimulai dari hal-hal sekitar yang menurut sebagian orang adalah hal remeh. Kepekaan sosial tidak cukup ditunjukkan dengan memposting ulang status orang tentang korban Palestina atau bencana alam tertentu. Kepekaan sosial tumbuh dari kebiasaan sehari-hari. Bagaimana cara seseorang menyikapi berbagai perubahan di sekitar lingkungannya, bagaimana ia berinteraksi dengan sesamanya atau pun makhluk dan benda lainnya.
Hal-hal kecil di sekitar yang dapat dijadikan sebagai awal perubahan pada tahun baru adalah mematikan dan menghidupkan lampu di tempat umum, mematikan kipas yang tidak digunakan, mencabut charger ponsel teman yang sudah mencapai 100%, mematikan kran air yang masih menyala, membuang sampah, menyapa teman, dan masih banyak deretan hal-hal kecil yang dapat dilakukan untuk meningkatkan integritas diri.
Hal-hal kecil tersebut justru mencerminkan karakter asli seseorang. Bukan melulu melalui kesuksesan atau kegagalan pada hal-hal besar. Perkara sepele tapi mengandung kemaslahatan bagi banyak orang. Bukan kah ini juga disebut hijrah? Hijrah dengan kebaikan-kebaikan kecil di sekitar.
Tak adil rasanya jika fokus pada perkara besar dengan melupakan perkara kecil. Menjaga kebersihan, mengurangi penggunaan sampah plastik, membantu teman yang kesusahan, meningkatkan moral, menghormati guru, menggunakan sandal pribadi, dan lain-lain, mungkin bisa menjadi sederetan perkara yang bisa kamu tambahkan pada daftar resolusi 2020-mu.
Selamat tahun baru!
Oleh: Hafidhoh Ma’rufah