Utamanya Niat: Karena Lillahi Ta’ala atau Hal Lain?

Utamanya Niat: Karena Lillahi Ta’ala atau Hal Lain?

Diposting pada

Sebagai seorang santri yang berada di lingkungan pesantren, kewajiban utamanya adalah mengaji dan belajar pengetahuan agama. Selain itu juga berkegiatan lainnya serta menaati peraturan, karena pesantren sekaligus sebagai tempat tinggal santri. Sebenarnya siapapun yang sedang belajar ilmu pengetahuan adalah pelajar, namun dengan konteks yang berbeda.

Bahkan ada yang menanyakan “Mengapa tujuan, target, bahkan hasil antara siswa dengan santri itu berbeda?” Banyak kemungkinan hal-hal yang dilakukan berbeda. Salah satunya adalah niat. Dalam menjalani semua aktivitas sebagai santri di lingkungan yang berbeda, yang menjadi hal paling utama yang harus diperhatikan dan dilakukan adalah niat.

Karena niat merupakan awal mula ketika akan melakukan sesuatu apapun itu. Santri diajari untuk menata niat baik mereka sebelum melakukan sesuatu agar nantinya sesuai dengan apa yang diniatkan. Sebuah hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:

اِنَّمَا الْاَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ وَاِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

“Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkan.”

Niat menjadi penentu akan hal-hal dan perbuatan yang dilakukan. Bahkan dalam ibadah Islam, banyak menempatkan niat sebagai rukun dan syarat yang pertama. Karena kedudukan niat dalam agama Islam sangat diperhitungkan. Dan juga karena niat itu lebih penting daripada amalnya, seperti penjelasan Nabi Muhammad SAW dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi:

نِيَةُ الْمُؤْمِنِ خَيْرٌ مِنْ عَمَلِهِ

“Niat seorang mukmin lebih utama daripada amalnya.”

Begitupun dengan niat mencari ilmu harus niatkan lillahi ta’ala. Seperti yang dijelaskan oleh Gus Labib dalam pengajian kitab At-Tibyan bahwasanya mencari ilmu itu harus niat lillahi ta’ala. Karena secara tidak sadar, pada umumnya seseorang yang mencari ilmu itu karena hal lain seperti orang tua, harapan, impian, ingin mendapatkan gelar, ingin mendapatkan ijazah, dan lain sebagainya. Justru dengan niatkan mencari ilmu karena ridha Allah swt maka insyaallah semua keinginan atau kekarenaan tersebut akan terijabahi/terkabulkan.

Dan secara sadar tidak sadar ilmu itu nantinya menuntut dan menuntun kita untuk dilakukan secara lillahi ta’ala. Dan ilmu tersebut akan semakin bertambah apabila dilakukan dengan ikhlas dan diamalkan. Begitupun sebaliknya jika ilmu tersebut tidak dilakukan dan diamalkan maka akan sia-sia.

Diriwayatkan oleh Abu Muhammad Ad-Damiri dari Ali bin Abi Thalib bahwa ia berkata: “Wahai para pemangku ilmu! Amalkanlah ilmumu! Sesungguhnya orang alim ialah orang yang mengamalkan apa yang diketahuinya dan ilmunya sesuai dengan amalannya.”

Sedangkan menurut KH. Munawwir Tanwir (Pengasuh Komplek T) beliau menyampaikan nasihat nya kepada santri “Niatkan 2 hal ketika di pondok pesantren. Yaitu niat karena menuntut (mencari) ilmu dan niat birrul walidain, jangan sampai mengecewakan orang tua.” Yang dimaksud adalah niat secara lillahi ta’ala untuk menuntut (mencari) ilmu dan birrul walidain agar mendapat ridha Allah swt. Serta mendapatkan kemudahan dan keberkahan dalam menjalaninya.

Dengan demikian, sebelum melakukan sesuatu hendaklah niatkan dengan hal-hal yang baik. Agar nantinya hasil tujuan yang ingin didapatkan sesuai dengan niatnya. Insyaallah dengan niat lillahi ta’ala, semua hal-hal yang diinginkan akan terlibat dari niat hingga terkabulkan. Amiin

 

Penulis: Ulfatus Syafaah

Pictured by Media Komplek Q