Asal-Usul Tradisi Takjil dan Keutamaan Berbagi Takjil

Asal-Usul Tradisi Takjil dan Keutamaan Berbagi Takjil

Diposting pada

Ramadan adalah bulan suci penuh keberkahan dan kebaikan. Salah satu kebaikan selama bulan suci Ramadan yaitu adanya tradisi berbagi takjil di berbagai sudut daerah Indonesia. Biasanya berbagi takjil dilakukan pada sore hari menjelang adzan maghrib di tepi jalan atau di masjid sebelum melaksanakan sholat maghrib berjama’ah.  Berbicara mengenai takjil, sejak kapan sih tradisi takjil ini bermula di Nusantara?

“Manusia masih terhitung dalam kebaikan selama ia menyegerakan (ajjalu) berbuka” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Dilansir dari kompas.com, hadits tersebut menjadi cikal bakal istilah takjil saat ini. Berdasarkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim diatas dapat disimpulkan bahwa takjil adalah perintah untuk menyegerakan berbuka puasa.

Seiring berjalannya waktu, makna istilah takjil semakin luas. Saat ini, takjil dimaknai sebagai makanan dan minuman pencuci mulut sebelum berbuka puasa seperti es buah, gorengan, kurma, kolak, dan lain-lain.

Asal Usul Istilah Takjil

Snouck Hurgronje melalui laporan De Atjehers menuliskan bahwa tradisi takjil muncul pada akhir abad ke-19 di Aceh. Masyarakat Aceh kala itu berbuka puasa yang disegerakan (takjil) dengan menu bubur pedas di dalam masjid.

Dalam versi lain, takjil menjadi sarana dakwah Walisongo pada abad ke-15 di pulau Jawa. Pada tahun 1950-an, tradisi takjil dilakukan di Masjid Kauman Yogyakarta. Sejak saat itu, takjil berkembang menjadi tradisi yang popular dan ditemukan di setiap daerah Indonesia.

و يسن تفطير الصائمين ولو بتمرة أو بشربة، وبعشاء أفضل لخبر “من فطّر صائما فله مثل أجره ولا ينقص من أجر الصائم شئ” ولو تعاطى الصائم ما يبطل ثوابه لم يبطل أجره لمن فطّره

Orang yang berpuasa disunnahkan berbagi sesuatu dengan orang lain untuk buka puasanya meskipun hanya sebutir kurma atau seteguk air. Kalau dengan makan malam, tentu lebih utama berdasar pada hadits Rasulullah”

Keutamaan Berbagi Takjil

Kutipan diatas diambil dari kitab Busyral Karim yang ditulis oleh Syaikh Said Muhammad Ba’asyin. Keterangan Syaikh Said Muhammad Ba’asyin menerangkan anjuran berbagi kepada orang yang berpuasa. Oleh karena itu, takjil dijadikan sebagai alat berbagi di bulan suci penuh berkah ini.

Orang-orang muslim beramai-ramai mengadakan berbagi takjil baik secara pribadi maupun melalui lembaga atau organisasi. Berbagi takjil menjadi amalan muslim sebagai bentuk kebaikan terhadap orang-orang yang berpuasa.

Tak hanya kebaikan untuk yang memberi atau membagi takjil saja. Tetapi pahala dan kebaikan yang nantinya didapat baik oleh sang pemberi maupun sang penerima takjil merupakan nikmat dari Allah swt.

 

Penulis: Nun Qie Hisyma

Pictured by Aldrin Rachman on Unsplash 

Referensi: