Zakat Fitrah

Diposting pada

Zakat fitrah hukumnya wajib seorang muslim. Zakat fitrah menyucikan bagi orang yang berpuasa dari ucapan sia-sia dan ucapan yang salah. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan Imam Abu Dawud,

زكاة الفطر طهرة للصّائم من اللّغو والرّفث”. رواه أبو داود

“Zakat fitrah itu menyucikan bagi orang yang berpuasa dari ucapan sia-sia dan ucapan yang salah”. (HR. Abu Daud)

Sesungguhnya puasa Ramadan itu bergantung pada langit dan bumi yang tidak diangkat kecuali dengan zakat fitrah.

وقال وقيع شيخ الإمام الشّافعي رضي الله عنهما : زكوة الفطر لرمضان كسجدة السّهو للصّلاة، تجبر نقص الصوم كما يجبر السّجود نقص الصّلاة

“Zakat fitrah pada bulan Ramadan kedudukannya seperti sujud sahwi pada salat, yaitu zakat fitrah menutup kekurangan puasa sebagaimana sujud sahwi menutup kekurangan salat”.

Zakat fitrah wajib bagi orang yang mempunyai kelebihan makanan pokoknya yang dikonsumsi untuk diri sendiri dan keluarga pada hari raya Idul Fitri dan malamnya.

Seseorang yang wajib mengeluarkan zakat untuk dirinya sendiri dan setiap orang yang ia nafkahi meskipun istrinya sudah ditalak raj’i, orang yang hamil tapi sudah ditalak ba’in, orang tua, anak-anak, istri, dan pelayan, apabila pelayan istri yang membantunya dan tidak digaji.

Adapun niat mengeluarkan zakat fitrah sebagai berikut,

نويت أن أخرج زكاة الفطر عن نفسي فرضا لله تعالي

Jumlah zakat fitrah yaitu 1 sho’ (yang berarti 4 genggaman laki-laki) yang dikira-kirakan dengan 2,4 kg. Di Indonesia disamakan dengan 2,5 kg. Namun, ada pendapat yang mengatakan 3 kg sebagai bentuk kehati-hatian.

Zakat fitrah harus diambil dari makanan pokok. Dalam zakat fitrah makanan pokok tersebut harus sejenis, tidak boleh dicampur. Misalkan zakat fitrah dalam bentuk beras, tidak diperbolehkan mencampur beras antara jenis yang satu dengan yang lain.

Zakat fitrah tidak diperbolehkan menggunakan uang. Apabila menggunakan uang harus digunakan untuk membeli makanan pokok tersebut, kemudian digunakan untuk zakat. Tetapi, menurut Imam Hanafi, zakat fitrah diperbolehkan menggunakan uang. Hendaknya zakat fitrah diambil dari makanan pokok yang biasa dikonsumsi dan tidak diperbolehkan memindah zakat dari satu daerah ke daerah yang lain.

Disyaratkan bagi orang yang wajib zakat fitrah menjumpai satu bagian Ramadan dan satu bagian Syawal. Misalkan ada bayi lahir pada magrib di awal bulan Syawal maka tidak wajib dizakati karena tidak menjumpai bulan Ramadan.

Disunahkan mengeluarkan zakat fitrah sebelum salat Idul Fitri. Diperbolehkan mengeluarkan zakat fitrah pada awal bulan Ramadan. Dimakruhkan mengakhirkan zakat fitrah pada akhir hari raya Idul Fitri dan diharamkan mengeluarkan zakat pada akhir hari raya Idul Fitri apabila tidak ada uzur.

Zakat fitrah diberikan kepada delapan golongan, yaitu fakir (orang yang tidak memiliki harta dan pekerjaan) , miskin (orang yang memiliki pekerjaan tetapi tidak mencukupi), ibnu sabil (musafir), fi sabilillah (orang yang berjuang di jalan Allah), ‘amil (orang yang membagikan zakat), gharim (orang yang memiliki banyak hutang), mu’allaf (orang yang baru masuk Islam), riqab (budak).

Zakat fitrah tidak diperbolehkan diberikan kepada orang kafir, keturunan Nabi Muhammad saw. (keturuan Bani hasyim dan keturunan Abdul Muthalib) dan orang kaya.

Zakat fitrah berbeda dengan zakat yang lain seperti zakat mal, (1) waktu zakat fitrah terbatas, (2) hutang itu mencegah wajibnya zakat fitrah, jika memiliki hutang tidak wajib mengeluarkan zakat apabila pada malam hari raya memiliki kelebihan harta untuk melunasi hutang tetapi tidak memiliki kelebihan untuk mengeluarkan zakat fitrah (3) mengakhirkan zakat fitrah dari awal waktunya sampai pada hari raya Idul Fitri itu lebih utama, dan (4) boleh memberikan sendiri zakat fitrah kepada satu orang dengan syarat zakat tersebut tidak diberikan kepada pemerintah (panitia zakat).

Oleh: Asmak Anisah

Pengajian KitabuShiyam Ustaz Zaky 8 Mei 2019