Demi memutus rantai penyebaran pandemi Covid-19 yang masif, sejak pertengahan Maret, pemerintah mulai memberlakukan sistem belajar online. Begitu pula dengan kegiatan pembelajaran di pondok pesantren seperti pengajian kitab dan pengajian Al-Qur’an yang semula bertatap muka dengan para ulama, kyai, habaib, dan asatiz, untuk sementara waktu dilakukan secara online. Hal ini mengajarkan kita agar tetap semangat dalam thalabul ‘ilmi meskipun terpisah jarak.
Lalu, Bagaimana kita menghadapi pembelajaran online supaya tetap mendapat keberkahan ilmu?
Menurut Habib Novel Alaydrus, meskipun kita dalam thalabul ‘ilmi secara online kita harus selalu mengutamakan adab. Adab adalah hal yang diluar wajib. Beliau menyebutkan bahwa ada yang namanya wajib, sunnah, dan adab. Adab bukan hanya perihal boleh atau tidak boleh, tapi sempurna dan lebih sempuran, baik dan lebih baik, fadhol wa afdhol.
Adab adalah kesempurnaan. Meskipun kita belajar mengaji secara online, sebaiknya tetap mengenakan busana yang menutup aurat. Meskipun kita boleh saja tidak mengenakan jilbab dalam mengaji online karena tidak ada hal yang dilanggar dan tidak ada yang melihat. Tetapi jika ingin beradab maka kenakanlah jilbab.
Terlebih jika pembelajaran menggunakan Zoom, Google Meet, ataupun aplikasi lain yang sejenis. Apabila kita tidak menutup aurat dan tanpa disadari kamera on, kita tidak tahu ke mana kamera tersebut mengarah, sehingga aurat bisa tampak oleh seisi majlis. Hal tersebut mungkin saja terjadi. Untuk menghindari hal tersebut, kita harus menjaga adab dengan baik.
“Adab adalah penghargaan terhadap apa yang kita pelajari.” ungkap Habib Novel. Kita beradab dalam belajar adalah bukti penghargaan atas ilmu. Meskipun mengaji dengan menonton YouTube, tetap harus mengutamakan adab karena yang kita tonton adalah ilmu.
Berbeda halnya dengan ketika kita menonton film, ketika kita menonton pengajian artinya kita menonton ulma, kyai, habaib, asatiz sehingga ada malaikat yang hadir. Agar malaikat ikut hadir di samping kita, ikut mengaji bersama kita, maka beradablah dengan baik. Lain halnya jika kita tidak beradab, malaikat tidak akan mendekat apalagi hadir di samping kita. Mungkin informasi dari pengajian didapat, tapi rasa membekas ilmu dan nur (cahaya) tidak akan sama dengan orang yang betul-betul beradab.
Wallahua’lam
Disarikan dari tausiyah Habib Novel Alaydrus
Oleh: Alifia Dityasari