Dalam Islam sendiri cinta dan kasih sayang memang sesuatu yang begitu menarik bagi manusia. Terlebih kepada jiwa-jiwa muda yang sedang dalam proses pendewasaan, gairah, dan emosi yang meluap-luap. Ketertarikan terhadap lawan jenis hingga kebutuhan ingin dibahagiakan, membahagiakan, dan saling berbagi kebahagiaan.
Hari valentine disebut juga hari kasih sayang, dirayakan setiap tanggal 14 Februari. Itu berasal sebagai hari pesta Kristen yang menghormati satu atau dua martir Kristen bernama Santo Valentinus dan, melalui tradisi rakyat, menjadi perayaan Kasih sayang yang signifikan dalam budaya, agama, dan komersil di banyak bagian dunia.
Adapun berkaitan dengan peringatan agama lain itu menjadi urusan mereka. Majelis Ulama Indonesia (MUI) sendiri setiap tahunnya selalu mengeluarkan fatwa larangan untuk merayakan hari valentine. Demi menjaga generasi muslim agar tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama. Sebab tradisi perayaan valentine kini tidak hanya sekedar tukar kado atau pengutaraan isi hati saja. Namun juga merambat pada kontak fisik hingga sering terjadi zina.
Dalam Islam sendiri, adakah hari kasih sayang itu? Ternyata dalam Islam memang terdapat hari kasih sayang. Terkait hal tersebut, Rasulullah SAW bersabda: “Hari kasih sayang ini disebut dengan istilah yaumul marhamah”. Sejarah mengenai yaumul marhamah ini yaitu ketika moment fathu Makkah yakni pada tanggal 10 Ramadan pada tahun 8 Hijriyah, yang bertepatan pada tahun 630 Masehi. Ketika itu, Nabi beserta umat Muslim kembali menghadapi kaum kafir Quraish yang dulunya membantai Nabi demi merebut kota Makkah, kota suci umat Islam.
Kaum Kafir ketakutan akan pembalasan nabi atas perbuatan mereka pada beliau, hingga mereka menyebut hari itu sebagai yaumul malhamah atau hari pembalasan. Tentunya sebelum mereka tahu apa yang sebenarnya akan terjadi. Di tengah fikiran mereka yang berkecamuk tentang hukuman apa yang akan ditimpakan Nabi pada mereka, nabi malah mengatakan “inna hadzal yaum laisa yaumul malhamah, walakinna hadzal yaum yaumul marhamah” (sesungguhnya hari ini bukanlah hari pembalasan, melainkan hari ini adalah hari kasih sayang). Nabi Muhammad SAW mendeklarasikan dalam peristiwa fathu Makkah sebagai hari kasih sayang.
Semaksimal mungkin jangan sampai kita kehilangan kasih sayang, karena kita akan dikasihi jika mengasihi. Hari kasih sayang dalam Islam disini tidak hanya dalam konteks sempit terfokus pada lawan jenis, namun mencakup makna yang lebih kompleks, yakni kepada sesama manusia, pada orangtua, anak kecil, orang lemah, pada lingkungan, bahkan musuh sekalipun.
Bahkan terdapat juga dalam sebuah kutipan yang artinya: “Barang siapa tidak menyayangi seorang yang jahat, maka ia lebih jahat darinya.” Jika saja sulit bagi kita untuk menyayangi, hendaknya kita mendoakan kebaikan pada sesam, termasuk kepada orang-orang yang berbuat dzalim dan maksiat, doakan agar mereka segera bertaubat sebagaimana termaktub dalam Q.S. Asy-Syuro ayat 5, bahwa malaikat selalu meminta ampun kepada Allah untuk manusia yang ada di bumi.
Seindah itu Islam hadir sebagai agama yang penuh kasih sayang, penuh rahmat. Hari kasih sayang dalam Islam tidak hanya satu hari saja, namun mutlaknya kasih sayang dalam Islam telah menjadi ajaran bagi umatnya. Dalam segala aspek kehidupan yang positif.
Penulis: Anisahyumna Nurnabilah
Sumber:
Pictured by Eyestetix Studio on Unsplash