The Sadness Paradox

The Sadness Paradox : Alasan Kita Suka Mendengarkan Lagu Sedih

Diposting pada

The Sadness Paradox ~ Belakang ini, langit sering mendung disusul hujan yang turun rintik-rintik dan kadang deras disertai suara gemuruh suara petir. Selain bikin jemuran jadi lama keringnya, suasana hujan juga sering bikin hati jadi ikutan sendu. Apalagi kalo kebayang kenangan mantan, duh. Di saat kaya gini, selain semangkuk mie kuah panas, dengerin lagu sedih dan mellow tuh bikin kita jadi makin menikmati suasana dan segala perasaan—terutama perasaan nyesek—yang ada dalam hati, gak, sih?

Eits, ternyata tanpa harus keingat mantan, gak dapet driver go-food dan shopee food, chat doi tapi gak dibales, atau hal-hal yang bikin sedih lainnya, pada realitanya kita akan tetap suka buat dengerin lagu-lagu sedih nan mellow, loh. Tapi, bukannya dengerin lagu-lagu sedih bikin perasaan kita jadi makin sedih dan perasaan sedih itu gak enak? Jadi, kenapa sih kita senang denger lagu-lagu sedih itu?

Musik Penentu Suasana Hati

Para psikolog musik dan ahli saraf masih mencoba memecahkan masalah yang berkaitan dengan musik beserta dampaknya pada pikiran, otak, dan perilaku manusia. Musik memiliki berbagai macam efek dengan genre dan gayanya yang beragam. Bahkan, dengan musik hidup akan terasa lebih bermakna.

Berdasarkan hasil penelitian oleh ilmuwan, ternyata orang yang sedang mendengarkan musik di otaknya tidak ada satu area khusus yang aktif, melainkan ada banyak sekali bagian otak yang aktif sekaligus. Bagian otak kita yang aktif sekaligus tersebut saat mendengar musik adalah bagian utama dari otak yang terhubung secara langsung kepada kontrol emosi. Inilah mungkin alasan mengapa musik menambah begitu banyak pengayaan dalam hidup kita – tidak ada fenomena atau peristiwa lain yang mengaktifkan otak kita seperti ini.

Jadi, jangan heran kalau selera musik dan playlist Spotify setiap orang itu sangatlah beragam dan berbeda-beda tiap individunya. Hal ini karena berkaitan dengan fakta bahwa musik sangat terikat dengan ingatan dan emosi manusia. Sadar ataupun tidak, musik seringkali kita gunakan sebagai alat untuk mengatur emosi kita.

Balik lagi kepada pertanyaan awal, kenapa sih kita tertarik bahkan senang buat dengerin lagu-lagu sedih? Padahal, kesedihan bukanlah emosi yang diinginkan sama sekali dan bahkan seringkali kita jauhi. Lantas mengapa kita malah mencarinya? Lalu perasaan tenang dan bahagia yang aneh sekaligus menyedihkan macam apa yang kita peroleh darinya? Inilah yang dinamakan the sadness paradox atau paradoks kesedihan. Apa, sih, itu? 

Baca Juga : Kisah Salat Jumat Pertama

The Sadness Paradox

Logikanya, ketika kita merasakan kesedihan, kita akan berfikir bahwa mendengarkan musik yang ceria akan membuat kita merasa lebih baik. Tetapi, kenyataannya hal ini gak selalu terjadi. Dalam satu studi terbukti bahwa pilihan musik bukanlah tentang suasana hati yang kita inginkan, melainkan tentang lagu yang mencerminkan keadaan emosional kita saat ini.

Jadi, tidak heran kalau kita justru lebih seneng buat dengerin lagu-lagu yang mellow saat hati kita sedang kacau daripada dengerin lagu-lagu yang ceria. Selain bikin kita bercucuran air mata saat mendengarkannya, lagu-lagu sedih ini bisa mengantarkan kita kepada nostalgia. Fakta lain yang menarik adalah ternyata saat menangis, kita mengeluarkan hormon yang identik dengan ibu menyusui, yakni hormon prolaktin. Hormon inilah yang mengantarkan rasa tenang kepada kita. Maka tidak heran apabila semakin kita deras dalam mengucurkan air mata, kita akan semakin merasa tenang dan lega.

Tapi lagi nih, mungkin banyak dari kita yang berfikir kalau lagu-lagu mellow yang kita dengerin tuh bikin sedih karena liriknya relate dengan kita, padahal belum tentu demikian. Emang sih, lagu yang relate sama kita bikin sedih, tapi ternyata lagu-lagu yang gak relate sama kita pun bisa bikin sedih juga. Hal ini karena terkait sama tingkat rasa empati yang kita miliki. Tingkat empati ini yang bikin lagu sedih bisa ngewakilin emosi kita untuk ngerasain kejadian-kejadian yang gak pernah kita rasain sebelumnya. 

So, kita-kita yang suka dengerin lagu sedih tuh bukannya kita lagi galau. Ya, kadang emang ada sih galau, tapi kan gak terus-terusan. Tapi karena emang suka aja gitu dengerin lagu mellow dan mengsedih bernostalgia, he-he-he

Oleh: Nur Kholifah

Sumber:

Photo by Blaz Photo on Unsplash