Apa Sih Istimewanya Dzulqo’dah?

Diposting pada 72 views

Dalam surah At-Taubah/9:36 Allah Swt. berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثۡنَا عَشَرَ شَهۡرٗا فِي كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوۡمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ مِنۡهَآ أَرۡبَعَةٌ حُرُمٞۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلۡقَيِّمُۚ فَلَا تَظۡلِمُواْ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمۡۚ وَقَٰتِلُواْ ٱلۡمُشۡرِكِينَ كَآفَّةٗ كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمۡ كَآفَّةٗۚ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلۡمُتَّقِينَ ٣٦

Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah  di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”

Allah Swt. menyebutkan dalam ayat di atas bahwasanya terdapat empat bulan haram (mulia) di dalam pengkalenderan 12 bulan. Imam Fakhruddin ar-Razi dalam tafsirnya Mafatihul Ghaib menjelaskan, para ulama bersepakat bahwa yang dimaksud dengan empat bulan haram ini adalah Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijah, dan Muharam.

Bertepatan dengan bulan yang sedang kita jalani sekarang, yuk kita bahas lebih jauh tentang istimewanya Dzulqa’dah!

Baca Juga:  Keistimewaan Bulan Zulkaidah

Bulan yang Dihormati

Bulan Dzulqa`dah adalah bulan yang dihormati. Bahkan dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim Rasulullah Saw. bersabda:

إِنَّ الزَّمَانَ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Artinya: “Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan, di antaranya terdapat empat bulan yang dihormati: 3 bulan berturut-turut; Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram serta satu bulan yang terpisah yaitu Rajab Mudhar, yang terdapat di antara bulan Jumada Akhirah dan Sya’ban.”

Bulan Perdamaian

Masyarakat Arab adalah masyarakat yang memiliki fanatisme kesukuan akut. Tak jarang mereka berperang dengan kabilah-kabilah lain dengan berbagai alasan, mulai dari yang paling krusial hingga yang paling sepele. Di tengah gencarnya tradisi perang mereka, dibentuklah sebuah kesepakatan dimana pada bulan-bulan tertentu masyarakat Arab dilarang berperang. Mereka semua menghormati bulan-bulan ini, bahkan jauh sebelum datangnya Nabi Muhammad Saw. sebagai utusan Allah Swt. Seluruh kabilah Arab memuliakan 4 bulan ini (Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram).

Selain tidak berperang, masyarakat Arab juga menghormati 4 bulan ini dengan menghentikan aktivitas berburu hewan. Mereka menganggap berburu hewan mengalirkan darah dan menghilangkan nyawa seperti halnya peperangan. Karena mereka tidak berperang dan bahkan memuliakannya, maka 4 bulan ini dikenal sebagai bulan perdamaian.

Baca Juga:  Peristiwa Bersejarah di Bulan Ramadan

Bulannya Pejuang Ekonomi

Menyusul dua poin di atas, bulan Dzulqa’dah tentunya menjadi bulannya para pedagang. Mengapa? Karena dengan dimuliakannya 4 bulan ini, masyarakat Arab tidak melakukan peperangan antar suku sama sekali. Hal ini berarti keselamatan para pedagang antar kota sangat terjamin. Mereka tidak akan diserang oleh kabilah lain secara tiba-tiba.

Eh, tapi pejuang ekonomi bukan cuma pedagang dong?

Tentu saja. Para petani dan peternak juga termasuk di dalamnya. Para petani mengekspor hasil-hasil pertaniannya, sedang para peternak mengekspor hewan, bulu wol, dan hasil ternak lainnya.

Mendatangkan Petaka dan Kesialan bagi Perusak Keagungannya

Pada poin-poin sebelumnya telah diuraikan bahwa bulan-bulan haram sangat diistimewakan, diagungkan, dan disakralkan oleh masyarakat Arab. Hal-hal di atas mendasari keyakinan kuat masyarakat Arab bahwa perusak keharaman (keistimewaan, keagungan, kesakralan) bulan-bulan ini akan ditimpa petaka dan kesialan. Mereka tak segan-segan mendatangi dan menentang, bahkan memerangi siapapun yang merusak kedamaian bulan-bulan haram.

 

Penulis: Salsabila Amany Putri

Referensi: Nu Online

Pictured by Firdouss Ross on Unsplash