Bagaimana Kita Mencintai Rasulullah?

Diposting pada

Menjelang maulid Nabi Muhammad saw.—beberapa hari yang lalu—sebagian besar umat muslim di dunia dibuat geram oleh pernyataan presiden Prancis yang dinilai menghina Islam dan memperpecah kesatuan umat beragama. Selain itu, muncul laporan bahwa presiden Prancis memproyeksikan karikatur Nabi Muhammad saw. yang dipajang di gedung pemerintahan Montpellier dan Toulouse dengan potret Paty. Paty merupakan guru warga negara Prancis yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad saw. pada saat mengajar tentang kebebasan di kelasnya. 

Dengan adanya peristiwa tersebut, bagaimana sebaiknya sikap kita dengan mendasar cinta Rasulullah? Pertama, sebagai seorang muslim, Iman kepada nabi adalah rukun iman yang wajib diyakini bagi seorang muslim. Jadi, mencintai Rasulullah merupakan kewajiban bagi kita untuk menyempurnakan iman. Kedua, mencintai nabi sebagai wujud syukur kita karena tanpa beliau, tidak akan sampai nikmat Islam yang kita rasakan saat ini. 

Wujud syukur dapat kita wujudkan dengan meneladani akhlak luhur beliau dan memperbanyak shalawat. Dengan tanpa mengurangi rasa hormat dan cinta kita kepada Rasulullah sebagaimana yang diajarkan beliau adalah memaafkan, membalas dengan kebaikan, mendoakan, dan menjadikan introspeksi diri kita untuk lebih baik lagi dalam meneladani kemuliaan Rasulullah. Sesungguhnya penghinaan terhadap orang lain atau suatu hal yang sakral merupakan refleksi terhadap apa yang ada dalam hati pelaku. 

Allahumma sholli ’ala Sayyidina Muhammad. 

Wallahua’lam.

Oleh: Alifia Dityasari

Referensi:

Photo by Adli Wahid on Unsplash