Antrian panjang untuk berangkat haji, membuat jamaah haji yang mendapat giliran untuk berangkat didominasi oleh golongan orang-orang tua. Tak mengherankan bila mereka kesulitan dalam menghafalkan tata cara haji dan do’a-do’anya. Jangankan haji, tata cara dan do’a dalam berumroh saja juga tidak mudah untuk dilakukan.
Fenomena tersebut melahirkan beberapa terobosan dari berbagai agen travel haji dan umroh. Haji Minimalis misalnya. Program ini dianggap sebagai salah satu terobosan untuk memudahkan jama’ah ketika melaksanakan ibadah haji atau umroh.
Dalam pelaksanaannya, jama’ah ada yang diberi alat semacam headset untuk mendengar pemandu membacakan do’a atau memberikan instruksi. Jadi, jama’ah tidak perlu menghafalkan semua doa yang diberikan dalam buku panduan.
Menghadapi hal ini, Ustaz Tajul Muluk menjelaskan bahwa hukumnya sah-sah saja. Karena pada dasarnya ibadah haji adalah ibadah ragawi. “Orang tidak baca apa-apa itu juga tidak apa-apa, yang penting sepanjang melakukan ibadah haji dan umroh, ia melakukan rukun-rukunnya dan tidak melanggar aturan dari mulai ihram sampai tahalul,” ujar Ustaz Tajul.
Bacaan-bacaan dalam haji termasuk dianjurkan kesunnahan dan tidak diwajibkan. Maksud dari minimalis adalah tinggal bawa badan saja, mengikuti tuntunan. “Untuk berhaji itu susah sekali, latihan hampir satu tahun cuma hapal Labaikallah. Di sana yang penting banyak-banyak minta ampun”, jelas Ustaz Tajul.