Tawasul dan Berterimakasih kepada Guru Ngaji

Diposting pada

Pada suatu masa ada 3 orang santri yang sedang tenggelam di lautan lepas, 2 orang santri selalu menyebut dan memanggil-mangil “Ya Allah, Ya Allah” tetapi tetap saja tenggelam, dan satu santri yang lain menyebut gurunya kemudian ia selamat. Lalu bertanyalah si santri yang selamat itu kepada gurunya, “Kenapa mereka yang menyebut langsung kepada Allah malah tidak selamat Yai?” kemudian Sang Kyai menjawab “Saat mereka tenggelam, mereka ingat Allah karena sombong, karena ingat yang gedhe saja, sedangkan engkau tetap tawaduk tetap tawasul pada gurumu.” Si santri pun semakin penasaran kok bisa begitu adanya, lalu ia bertanya kembali “Kenapa bisa begitu Yai? Bukannya untuk apapun kita harus berserah pada-Nya?” Sang Kyai tertawa kemudian menjawab “Begini Nang, Allah itu punya sunnah, mau menuju Allah itu lewat guru lewat orang tua lewat jasanya orang banyak, maqommu adalah eling aku, aku langsung eling Gusti Allah”

Hal ini jelas kontroversi dalam ilmu tauhid dan disiplin ilmu-ilmu sekarang, tetapi untuk cerita-cerita di kalangan wali sudah sangat biasa. Kenapa? Karena pada umumnya langsung bersyukur dan mengingat Allah akan langsung memperlihatkan ketauhidannya, tetapi ajaran Nabi tidak, “Siapa yang tidak bisa bersyukur kepada manusia dia tidak bisa bersyukur kepada Allah”. Lalu apa sih sejatinya pengertian tawasul? Yuk langsung saja baca dan cermati artikel berikut ini!

Tawassul adalah salah satu cara yang ditempuh dalam berdoa atau memohon kepada Allah ta’ala. Tawasul dilakukan dengan suatu wasilah atau segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai sebab atau perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah agar suatu permohonan dapat dikabulkan. Allah ta’ala berfirman: “wahai orang-orang yang beriman takutlah kamu kepada Allag, dan carilah jalan (wasilah/perantara). (Q.S. Al Maidah: 35)

Bertawasul dengan orang-orang yang dekat dengan Allah ini dimaksudkan agar mereka ikut memohonkan atas apa yang kita minta kepada Allah. Bertawasul kepada orang-orang yang dekat dengan Allah tidak hanya kepada mereka saja yang masih hidup, tetapi juga kepada mereka yang sudah meninggal. Orang meninggal pasti akan rusak dan hancur jasadnya, tapi tidak dengan ruhnya. Mereka berada di Alam Barzah dan hidup. Maka sangatlah penting bertawasul terutama kepada guru ngaji kita terlebih dahulu.

Pentingnya bertawasul melalui seorang guru terlebih dahulu sebelum sampai ke Rasulullah ini diibaratkan untuk mencapai ke atap suatu bangunan kita butuh menaiki sebuah tangga terlebih dahulu, tidak bisa langsung tiba-tiba sampai di atap. Ibarat lain yakni Rasulullah adalah mata rantai pokok, sedangkan guru-guru kalian adalah rantai-rantai kecilnya yang sampai ke Rasulullah, masa iya rantai kecilnya mau dilangkahi? Yo ndak bisa, karena orang yang menyebut langsung Rasulullah dan menafikkan guru adalah keangkuhan, hal itu tidak dikehendaki Rasulullah Saw.

Terlebih pada guru kita yang paling awal mengajari kita huruf hijaiyah satu demi satu, huruf pada kitab bernama Iqra dari jilid satu sampai jilid enam dengan sabar sampai kita bisa fasih membaca ayat-ayat dalam al-Quran. Jangan sampai kita melupakan beliau. Yuk! sekarang sebentar mengingat nama ustadz/ustadzah kita yang mengajari kita pertama huruf hijaiyah semasa kecil. Nah gimana? Udah inget namanya belum? Kalo udah sebut namanya dalam hati lalu kirim al-Fatihah ya!

Satu lagi, terkait tawasul dengan guru yang sudah tidak ada di dunia ini/sudah meninggal maka datangilah ke makamnya, jangan sampai ziarah wali yang jauh-jauh, mengeluarkan biaya cukup banyak, dan menguras tenaga kau datangi hampir setiap bulan tetapi untuk gurumu/kyaimu sendiri yang tak perlu banyak mengeluarkan tenaga, biaya, dan tak menyita banyak waktu kau enggan mendatangi makamnya.

Nah, yang terakhir nih. Jangan lupa juga untuk sowan kepada kyai, ustad/ustadzah kita yang masih hidup! Jangan hanya menyapa via whatsApp, bertukar suara melalui telepon, dan bertatap muka secara daring. Tapi sowan langsung kepada beliau-beliau juga sangatlah penting karena bisa mencium tangannya dan mendapat berkah darinya.

Oleh: Syarifah Zaidah

Photo by id.pinterest.com

sumber:

nu.online.com