Hari Raya Idulfitri merupakan salah satu hari besar bagi umat muslim di seluruh dunia. Sebagaimana yang kita tahu, umat Muslim memaknai Hari Raya Idulfitri sebagai hari kemenangan, yakni kemenangan setelah menahan hawa nafsu selama satu bulan Ramadan.
Hari Raya juga identik dengan momen berkumpul bersama keluarga, teman, atau saudara. Karenanya Hari Raya menjadi sebuah momen hangat penuh suka cita yang selalu dirindukan oleh setiap orang.
Namun, Hari Raya Idulfitri 2021 ini menjadi kenangan mengerikan bagi rakyat Palestina. Sejak sehari menjelang lebaran, malam ke-29 Ramadan, tentara Israel kembali meluncurkan serangan rudal ke Jalur Gaza. Tak hanya itu, tentara Israel juga menyerang area di sekitar Masjid al-Aqsa yang merupakan simbol penting bagi umat Muslim di seluruh Dunia.
Kekejaman zionis Israel terus berlanjut, rudal-rudal tetap diluncurkan meskipun telah memasuki malam Hari Raya Idulfitri. Dilansir dari akun instagram @bangonim— relawan Indonesia yang tinggal di Palestina— mengunggah video sedang mengumandangkan takbir bersama anak-anaknya. Dalam video tersebut terdengar suara ledakan berkali-kali.
Akibat serangan rudal-rudal Israel tersebut, rakyat Palestina harus menjalani Hari Raya Idulfitri dengan penuh duka. Bahkan menurut wartaekonomi.co.id Presiden Palestina Mahmoud Abbas membatalkan perayaan resmi Idulfitri untuk berduka atas para martir Palestina yang terbunuh oleh pemboman Israel di Jalur Gaza.
Baca juga
- Sambut Haul Bapak Ke-12 : Bersihkan Hati, Bersihkan Diri
- Haul Bapak Warson ke-12: Majelis Simaan Al-Qur’an Khotimat 30 Juz Bil Hifdzi
- Road To Haul Bapak Warson ke-12, Diawali Dengan Muqoddaman 12x
Serangan tentara Israel masih berlanjut sampai hari Sabtu, 15 Mei 2021 yang bertepatan dengan 73 tahun pengusiran rakyat Palestina secara besar-besaran oleh Israel atau dikenal dengan Yaum an-Nakbah (peristiwa Nakbah). Peristiwa Nakbah berlangsung sehari setelah Zionis Israel mengumumkan berdirinya negara Israel secara sepihak di atas tanah jajahannya, 14 Mei 1948.
Militer Zionis Israel tak tanggung-tanggung, mereka menghancurkan 531 kota dan desa Palestina serta mengambil kendali atas 774 lainnya. Akibatnya lebih dari 7.500.000 warga Palestina mengalami pembersihan etnis dan terpaksa mengungsi ke negara-negara tetangga.
Ratusan ribu wargapun mengungsi ke wilayah-wilayah perbatasan yang dekat dengan kampung halaman mereka. Banyak yang menyeberang ke negara tetangga, seperti Lebanon, Suriah, dan Yordania. Banyak juga yang pergi ke negara yang lebih jauh, seperti Irak dan Yaman.
Penjajahan dan pendudukan secara paksa yang dilakukan Israel sampai detik ini meninggalkan duka yang mendalam bagi rakyat Palestina. Seperti yang terjadi hari itu, puluhan perempuan Palestina menjadi janda, puluhan ayah kehilangan putra-putrinya, dan puluhan anak menjadi yatim karena sang ayah gugur dalam serangan Israel.
Penderitaan anak-anak Palestina di Hari Raya Idulfitri 1442 H. ini mengingatkan pada sebuah kisah dalam kitab Sirah Nabawiyah (Kisah Para Nabi).
Dalam kitab Sirah Nabawiyah dikisahkan saat Rasulullah saw. Hendak menunaikan salat Idulfitri, kemudian beliau melihat anak-anak yang tengah bermain dan satu di antaranya berdiri menangis. Rasulullah saw. pun menanyai anak itu alasan ia menangis.
Anak itu menceritakan bahwa ayahnya telah gugur dalam sebuah peperangan bersama Rasulullah saw. Lantas ibunya telah menikah dengan laki-laki lain, kemudian mengambil rumah beserta seluruh harta anak yatim itu sehingga membuatnya telanjang, kelaparan, sedih, dan merasa hina. Sampai tibalah Hari Raya Idulfitri, anak itu melihat anak-anak seusianya berpakaian bagus dan bermain bersama. Anak itu menjadi sangat sedih karena kondisinya yang menderita.
Kondisi anak-anak Palestina di lebaran tahun ini tidak jauh berbeda dengan anak yatim dalam kisah di atas. Saat anak-anak di negara lain atau bahkan kita sendiri bersuka ria menyambut datangnya Hari Raya Idulfitri dengan mengenakan baju baru, makan makanan enak, berkumpul bersama keluarga, dan bermain bersama teman-temannya.
Anak-anak Palestina justru tengah berada dalam kondisi yang mencekam. Jangankan baju baru, pakaian yang dikenakan anak-anak Palestina saat ini mungkin justru satu-satunya pakaian yang tersisa dengan dihiasi darah dan luka di sekujur tubuhnya.
Di Indonesia sendiri, momentum lebaran tak akan ketinggalan dengan acara makan-makan. Semua orang akan disibukkan menyantap ketupat, opor ayam, serta kue-kue khas lebaran, seperti nastar, kastengel, dan sejenisnya.
Namun bagaimana dengan Palestina? Bukannya sibuk menyantap makanan enak, mereka justru sibuk menyelamatkan diri, berlarian dengan diringi tangis karena kehilangan orang-orang terkasihnya. Mereka tak akan sempat mengharapkan makanan enak ataupun baju baru ketika mereka sedang berdiri di antara hujan rudal yang tak kunjung berhenti.
Israel layaknya ayah tiri yang merampas paksa ibu— sebutan untuk bumi Palestina— orang-orang Palestina, menghancurkan tempat tinggal serta merampas hartanya.
Oleh karena itu, sudah sepatutnya Hari Raya Idulfitri 1442 H. ini membuat kita senantiasa bersyukur atas rahmat-Nya, mengingat bagaimana penderitaan orang-orang Palestina sejak peristiwa Nakbah dan kisah sedih seorang anak yatim yang diceritakan dalam kitab Sirah Nabawiyah. Selain itu, sebagai sesama muslim kita harus bersama-sama mendoakan saudara-saudara kita di Palestina agar segera terbebas dari cengkeraman zionis Israel serta mendapatkan kemerdekaan yang seutuhnya.
Oleh: Dewi Habibatul Alawiyah
Sumber:
wartaekonomi.co.id
acehsatu.com
Akun Instagram @bangonim
Pictured by islampos.com