Isra’ Mi’raj selalu menjadi hal yang paling ditunggu oleh umat Islam, dengan banyaknya referensi dan sumber literatur. Kisah perjalanan nabi melahirkan banyak versi pemaknaan yang luar biasa macamnya, seperti kekuasaan Allah, kelemahan manusia, Shalat dan sebagainya. Peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan salah satu mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad saw. sebagai perjalanan yang luar biasa secara lahir dan batin, tidak terpisah ruh saja maupun raganya saja.
Salah satu makna dalam perjalanan ini yang patut kita pelajari adalah tentang keterbatasan manusia dan kekuasaan Allah. Kita sebagai manusia terutama sebagai anak muda terkadang masih merasa meluap-luap dalam mengejar apapun. Kita belum mampu untuk mengkalkulsikan kapasitas diri kita dan lupa terhadap keterbaasan diri baik mental, intelektual, hingga spiritual. Isra Miraj dalam sisi ini menyadarkan kita bahwa manusia sangat lemah dan terbatas. Dengan contoh sederhana yaitu untuk memahami perjalanan Isra Miraj saja kadang kita berpikir bahwa ini tidak masuk akal dan berat, maka kita perlu untuk memahami dan menyadari ke dalam diri bahwa kita lemah karena memahaminya saja kita tidak mampu. Maka orang yang berbahagia adalah mereka yang mengetahui batas diri mereka sendiri, mengetahui kapan harus berhenti dan kapan harus berjalan lagi, serta tidak putus asa karena Allah Mahakuasa.
Perjalanan ini juga merupakan perjalanan nabi pada saat beliau ada dalam titik rendahnya. Beliau yang dipisahkan kematian oleh orang-orang yang beliau sayangi, dan dakwah ke Thaif namun ditolak oleh masyarakat. Betapa kisah ini sangat berat menguji nabi hingga beliau berucap, “Asal Engkau tidak murka wahai kekasih, maka aku tidak peduli.” Dari sinilah Isra Miraj menjadi jawaban dari Allah, menghibur sekaligus memperjalankan nabi. Bukti bahwa Allah memiliki kuasa dan tak akan meninggalkan kekasihnya.
Kita dapat menyimpulkan dalam kisah ini bahwa sebagai manusia kita tidak perlu pesimis, tidak percaya diri, dan hampir menyerah dalam menjalani kehidupan. Manusia memang lemah, namun tidak masalah jika kita bersandar pada yang memiliki kita, yang tak terbatas, yang memiliki seluruhnya.
Isra Miraj juga merupakan moment pertemuan dua kekasih yang saling mencintai, seperti judul dalam tulisan ini. Allah mencintai Nabi Muhammad dan Nabi Muhammad juga tentu mencintai Allah. Pertemuan ini juga membawa serta berkah cinta kepada umat nabi. Lalu, apakah kita juga mencintai Allah dan Nabi Muhammad?.
–
Oleh : Alaina Fatha Nabila
Sumber :