Dr (H.C.) KH Idham Chalid merupakan tokoh bangsa, tokoh agama, tokoh organisasi besar Islam NU serta deklarator sekaligus pemimpin Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Beliau lahir di Satui, Kalimantan Selatan, 27 Agustus 1921. KH Idham Chalid merupakan Ketua Tanfidziyah NU terlama dalam sejarah NU selama 28 tahun, periode 1956-1984.
Beliau adalah salah satu politisi Indonesia yang memiliki pengaruh pada masanya. Beliau pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda. Bukan cuma itu, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua MPR dan Ketua DPR. KH. Idham Chalid juga mendapat kepercayaan dari Presiden Soeharto untuk menjadi Menteri Kesejahteraan Rakyat, Menteri Sosial (Mensos), Ad Interim dan Ketua DPA.
Keluarga KH. Idham Chalid termasuk kalangan yang memiliki gelar atau bangsawan. Walaupun begitu, ia memiliki cara serta penilaian mengenai keturunan dan nasab. Melalui ajaran Islam serta didikan ayahnya, ia mendapatkan pengajaran bahwa kemuliaan seseorang tak terletak pada darahnya, melainkan pada amal perbuatan dan darma baktinya.
Setelah lulus dari Sekolah Rakyat, Idham menempuh pendidikan di Madrasah Ar-Rasyidiyyah pada tahun 1922. Beliau menggunakan kesempatan yang ia dapat untuk mendalami bahasa Arab, bahasa Inggris, dan ilmu pengetahuan umum. Idham juga melanjutkan pendidikannya ke Pesantren Gontor di Ponorogo dan memperdalam bahasa Jepang, Jerman, dan Prancis.
Saat Jepang kalah perang dan Sekutu masuk Indonesia, Idham Chalid masuk ke dalam badan-badan perjuangan. Sebelum kemerdekaan, ia aktif menjadi Panitia Kemerdekaan Indonesia Daerah di kota Amuntai. Pasca Proklamasi Kemerdekaan, Idham bergabung dengan Persatuan Rakyat Indonesia, partai lokal, kemudian pindah ke Serikat Muslim Indonesia.
: Sang Tokoh Emansipasi Wanita Islam di Mesir pada Abad ke 19 M”]
Ia mendapat gelar Pahlawan Nasional sebab dianggap sangat berjasa bagi bangsa dan negara. Ia juga dapat menentramkan kegelisahan warga NU dalam masa jabatannya yang cukup lama. Beliau pun diabadikan pada pecahan uang kertas rupiah baru, pecahan Rp 5.000,- atas jasa-jasanya pada 19 Desember 2016.
Ketua Umum PBNU terlama sejak Indonesia merdeka, KH. Idham Chalid ini aktif dalam dunia pendidikan. Ia berkomitmen dalam bidang pendidikan yaitu dengan membuka yayasan pendidikan dan tidak mengambil keuntungan bagi kalangan yang tidak mampu. Beliau juga mewariskan dua yayasan pendidikan agama Islam yaitu Darul Ma’arif di Jakarta Selatan dan Darul Qur’an di Cisarua, Bogor serta menjadi tempat peristirahatan terakhirnya. KH. Idham Chalid meninggal pada 11 Juli 2010, dalam usia 88 tahun.
Oleh : Indah Prissyla Arintia
Sumber :
Pictured by nublitar.or.id