Pada tahun ke 10 Hijriyah Rasulullah melaksanakan haji yang terahir, yaitu Haji Wada’ (haji perpisahan). Banyak pesan yang Rasulullah sampaikan pada saat khotbah pada pelaksanaan ibadah haji di bulan Zulhijjah tentang dasar-dasar atau pokok-pokok agama Islam dan cabang-cabangnya.
Di antara inti pesan beliau adalah bahwa darah, dan harta benda manusia suci untuk dirinya di hari dan bulan suci itu. Manusia pasti akan menghadap Tuhan-Nya, serta dituntut pertanggungjawaban atas segala perbuatan yang pernah dilakukan.
Barang siapa yang diberi amanah, wajib untuk menyampaikan pada yang berhak, segala macam riba tidak berlaku lagi, tetapi boleh menerima kembali harta pokok (modal) yang digunakan. Menuntut balas kematian seseorang seperti yang berlaku pada zaman Jahiliyah tidak boleh berlaku. Tuntutan darah yang pertama nabi hapuskan adalah darah Rabi’ah bin Harits bin Abdil Muthalib.
Memperlakukan Istri dengan Baik.
“Ketahuilah bahwa kalian mengambil mereka (dari tanah keluarga mereka) sebagai amanah Allah dan kehormatan mereka halal bagi kalian dengan nama Allah.”
“Kalian mengerti bahwa setiap muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, seseorang tidak dibenarkan mengambil sesuatu dari saudaranya kecuali yang telah diberikan kepadanya dengan senang hati, karena itu jangan menganiaya diri sendiri”.
Seusai menunaikan ibadah haji, kesehatan Rasulullah semakin menurun. Beliau mulai sakit pada bulan shafar tahun 11 Hijriah, selama 13 hari. Pada saat sakit Rasulullah berpindah-pindah ke rumah istri secara bergilir. Bahkan Rasulullah pernah demam sampai tidak mampu bangkit dari tidur, pada saat itu Rasulullah meminta izin pada istri-istrinya untuk dirawat di rumah Aisyah, saat itu pula Rasulullah meminta sahabat Abu Bakar untuk menggantikan Rasulullah sebagai imam salat.
Tepat 63 tahun, tanggal 12 Rabiul Awwal 11 Hijriyah, Rasulullah Saw. Wafat di pangkuan Aisyah r.a. Kaum muslimin sangat berdukacita atas perpisahan dengan Rasulullah. Ketika itu Umar bin Khattab mengancam akan menghunus pedang bagi siapa saja yang berkata nabi telah wafat. Lalu ketika kabar tersebut sampai pada Abu Bakar Ash-Shidiq, beliau langsung datang kerumah Aisyah dan langsung mencium Nabi dan menangis, setelah itu Abu Bakar keluar sambil berkata kepada banyak orang:
“Ingatlah! Barangsiapa yang menyembah Muhammad, sungguh beliau telah wafat, tetapi barangsiapa yang menyembah Allah sesungguhnya Allah itu hidup kekal abadi dan tiada akan mati.”
Lalu beliau membaca Firman Allah :
اِنَّكَ مَيِّتٌ وَ اِنَّهُمْ مَيِّتُوْنَ
Artinya :”Engkau adalah orang yang mati (Muhammad) dan mereka semuapun akan mati.”
Rasulullah dimakamkan di kamar Aisyah r.a. Sebelum wafat Rasululah berpesan:
“Aku tinggalkan dua pusaka yang jika berpegang teguh pada keduanya, tidak akan tersesat selamanya yaitu kitabullah dan hadis Sunah Hadis Nabi-Nya.”
Oleh : Nada Fikriyani
Foto: malangtimes.com
Sumber :
- Khulashoh Nurul Yaqin
- blogspot.com