“Waktu terus berlari dan menjauh dari kita, bahkan kita membunuhnya setiap hari. Jika kita tidak memanfaatkannya dengan baik, maka waktu terus berlari dengan sia-sia”
Habib Ali bin Habsyi merupakan seorang pengarang kitab Simtudduror yang juga menjadi magnet semua hati sehingga orang-orang akan cinta kepada beliau, yang mana semua sifat kebaikan terkumpul kepadanya. Pada zaman Habib Ali bin Habsyi, ada Habib yang bernama Habib Ali bin Abdurrahman al-Masyhur, putra dari pengarang kitab Bughyah al-Mustarsyidin– Mufti Hadramaut, Tarim- Sayyid Abdurrahman Ba’alawi.
Selain itu, Habib Ali bin Habsyi senang mengadakan majelis maulid di rumahnya. Suatu ketika Habib Ali bin Habsyi mengadakan maulid seperti biasanya kemudian Habib Ali bin Abdurrahman al-Masyhur ingin menghadiri maulid itu dan mengajak khodimnya juga. Habib Ali bin Abdurrahman al-Mayhur pergi dengan berjalan kaki karena tidak ada kendaraan pada waktu itu. Selain itu, jarak antara kota Tarim dan Seiwun sekitar 350 meter. Pada kesempatan majelis maulid itu, Habib Ali bin Habsyi menjelaskan tentang cara memakmurkan waktu, khususnya memakmurkannya dengan membaca al-Qur’an.
Setelah acara maulid selesai, Habib Ali bin Abdurrahman pulang bersama dengan khodimnya. Di tengah perjalanan menuju pulang ke Tarim, Habib Ali bin Abdurrahman menjelaskan kepada khodimnya mengenai orang yang dimaksud Ali bin Habsyi yang tidak mau memakmurkan waktunya untuk membaca al-Qur’an, adalah Habib Ali bin Abdurrahman itu sendiri. Karena Habib Ali bin Abdurrahman merasa dirinya tidak memperhatikan al-Qur’an dan tidak memakmurkan waktunya untuk membaca al-Qur’an.
Kemudian khodimnyaberkata kepada Habib Ali bin Abdurrahman bahwa beliau sudah memiliki wirid setiap harinya membaca al-Qur’an 10 juz. Beliau menjawab bahwa jika setiap hari hanya 10 juz itu masih kurang dan kemudian besoknya beliau harus membaca sampai 12 juz setiap harinya.
Begitulah kiranya kisah singkat mengenai Habib Ali bin Habsyi dan Habib Ali bin Abdurrahman al-Masyhur tentang pentingnya memakmurkan waktunya dengan membaca al-Qur’an yang mana kisahnya dapat kita jadikan renungan dan bahan muhasabah pada diri sendiri. Berapakah waktu yang kita gunakan untuk bersama al-Qur’an setiap harinya? Berapa juz al-Qur’an yang setiap hari kita baca? Padahal musibah terbesar, kita belum sepenuhnya memperhatikan al-Qur’an bahkan selalu kalah dengan HP.
Apakah isi HP kita semua aplikasi al-Qur’an? Tentunya tidak. Pastinya isi aplikasi di dalam HP kita ada Whatsapp, Facebook, Instagram, Twitter, Telegram, YouTube, dan lain sebagainya. Belum tentu di dalam HP ada aplikasi al-Qur’annya. Apakah kita melihat HP untuk membaca al-Qur’an? Tentunya tidak juga. Kita sibuk scroll-scroll dan tidak pernah capek membaca bahkan menonton social media. Tetapi jika kita menggunakan waktu kita untuk membaca al-Qur’an, baru dapat 10 ayat saja sudah capek dan mengantuk kemudian tidur. Seandainya kita dapat meluangkan waktu untuk bersama al-Qur’an, maka kita akan mengetahui rahasia-rahasia yang sangat mengagumkan.
–
Disarikan dari Kajian Majlis Ahbaabul Musthofa
–
Oleh: Fina Izzatul Muna