Kisah Nabi Zakaria: Terkabul Doanya Memiliki Anak

Diposting pada

Ada banyak sekali sesuatu yang Allah berikan kepada kita sebagai makhluk-Nya untuk selalu belajar. Setiap manusia akan diuji sesuai dengan kadar kemampuanya. Seperti di dalam al-Qur’an yang menceritakan berbagai kisah untuk dipelajari manusia sekaligus menjadi pedoman dalam kehidupan. Seperti kisah Nabi Zakaria as yang tertuang di dalamnya.

Zakaria merupakan seorang nabi yang diutus oleh Allah tepatnya pada tahun ke-2 Masehi. Beliau hidup bersamaan dengan masa Bani Israil di Palestina. Bani Israil merupakan kaum yang dikenal sebagai kaum yang tidak beradab dan gemar bermaksiat karena iman mereka yang rendah kepada Allah. Itulah yang menjadi sebab Nabi Zakaria diangkat menjadi nabi, yakni untuk memperbaiki kaum Bani Israil sendiri. Ketika diangkat menjadi seorang nabi, Zakaria telah berusia 90 tahun. Kegelisahan muncul di hati Zakaria dan istrinya. Bayangan memiliki keturunan tentu menjadi hal yang diharapkan meskipun mereka telah menginjak usia senja. Beliau berdoa siang dan malam tanpa letih. Nabi Zakaria cemas jika tidak memiliki keturunan yang dapat meneruskan tugasnya yaitu memperbaiki keadaan Bani Israil sehingga dapat menyebabkan rusaknya akidah dan iman kaum Bani Israil.

Allah menjawab doa Nabi Zakaria bahwa beliau akan mendapatkan anak yang sholih bernama Yahya, yang akan meneruskan perjuangannya sebagai nabi untuk memimpin Bani Israil, membenarkan kitab Allah, dan menahan diri dari nafsu godaan syaitan. Namun, Nabi Zakaria masih meragukan jawaban dari Allah. Beliau berpikir bagaimana mungkin istrinya yang mandul dan sudah renta mampu mengandung anaknya nanti. Namun, Allah Maha Pengasih. Hal yang demikian itu adalah mudah bagi-Nya untuk menciptakan sesuatu. Dengan segenap kepasrahan, Nabi Zakaria menerima dengan ikhlas segala keputusan yang ada. Beliau memiliki keyakinan penuh atas janji Allah kepadanya.

Pada akhirnya istri Nabi Zakaria mengandung dan melahirkan anak yang diberi nama Yahya tersebut, yang kelak akan meneruskan perjuangan sang ayah, Nabi Zakaria.

Kita sebagai umat manusia tentu dapat mengambil ibrah dan pelajaran dari kisah Nabi Zakaria ini. Apabila sesuatu telah ditakdirkan untuk kita, bagaimanapun terjal dan sulitnya perjalanan pastilah sesuatu itu akan tetap menjadi milik kita, pun sebaliknya, jika sesuatu tidak ditakdirkan untuk kita, maka bagaimanapun mudahnya kita untuk mencapainya, pasti akan pergi dan diambil oleh Allah kembali.

Sumber :
https://pondokislam.com/kisah-nabi-zakaria/

Oleh: Alaina Fatha Nabila

Foto: by Fé Ngô on Unsplash