17 Mei merupakan tanggal yang ditetapkan sebagai Hari Buku Nasional setiap tahunnya. Hal ini ditetapkan berdasarkan sejarah hari berdirinya perpustakaan nasional Republik Indonesia pada 17 Mei 1980. Lalu, kapan sih Harbuknas ini pertama kali diperingati? Hari Buku Nasional ini pertama kali diperingati pada tahun 2002, berawal dari pemikiran Menteri Pendidikan kala itu di Kabinet Gotong Royong, yakni Bapak Menteri Abdul Malik Fadjar.
Peringatan ini ditujukan untuk mendorong dan meningkatkan tumbuhnya budaya literasi, terutama budaya membaca di kalangan masyarakat Indonesia. Karena berdasarkan survei dari Central Connecticut State University pada tahun 2016 lalu, menyatakan minat baca Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 Negara yang disurvei.
Tidak hanya dari survei CCSU, UNESCO juga menyatakan hal yang sama. Bahwa masyarakat Indonesia memiliki minat baca yang sangat memprihatinkan. Presentase dari survei UNESCO, yakni menyatakan hanya 0,001%. Artinya hanya ada 1 dari 1000 orang yang rutin dan memiliki minat membaca.
Menurut pendapat seorang ahli definisi membaca bukanlah perkara hobi, melainkan membaca buku adalah upaya untuk menyadarkan diri sendiri kalau sebetulnya masih sangat bodoh untuk bersikap tidak peduli dengan pengetahuan.
Pengetahuan yang didapat berbanding lurus dengan minat baca pada diri kita. Karena tanpa membaca pengetahuan dan ilmu-ilmu lainnya tidak akan bisa dipahami. Lalu, bagaimana caranya meningkatkan minat baca agar dapat menambah ilmu-ilmu baru? Berikut ini ada 6 (enam) tips untuk meningkatkan minat baca.
Pertama, menata niat dan menumbuhkan motivasi untuk meningkatkan minat baca agar mendapatkan pengetahuan baru, ilmu baru, dan tentunya bermanfaat untuk dibagikan ke orang-orang di sekitar kita.
Kedua, mencari minat baca lebih dulu. Sesuaikan ketertarikanmu terhadap buku yang akan dibaca. Karena jika buku yang dibaca sesuai dengan yang diminati, maka akan menimbulkan rasa ketagihan untuk terus mencari tahu dan menyelesaikan tuntas bacaannya. Misal menyukai genre masak-memasak carilah buku tentang masak, menyukai sastra puisi maka bacalah buku-buku puisi dan lain sebagainya.
Ketiga, gunakan imajinasi. Hal ini dikhususkan ketika membaca buku non-fiksi. Cobalah lepaskan imajinasi dan nikmati bacaannya tanpa perlu banyak tanya terkait hal-hal yang kurag diketahui di buku. Bebaskan dan terbangkan tinggi imajinasimu.
Keempat, buatlah list buku bacaan yang akan dibaca. Setelah menemukan minat baca/ genre bacaan yang disuka, mulailah merancang dan menulis buku-buku yang akan dibaca. Setelah satu buku selesai dibaca buatlah ceklis/ coret buku yang sudah terbaca dan lanjutkan ke list judul buku baru, lakukan secara konsisten tanpa sadar buku bacaanmu sudah banyak, dan sampai waktu di mana kamu tidak bisa membaca buku lagi.
Kelima, mengatur waktu baca. Untuk waktu yang tepat tidak ada pengkhususan, karena masing-masing orang pasti memiliki kesibukan yang berbeda. pengkhususan di sini hanya ditujukan untuk menyisihkan 10-15 menit dalam sehari untuk membaca buku. Entah itu di waktu pagi, siang, sore, atau bahkan malam sebelum tidur.
Keenam, selalu bawa buku kemanapun pergi. Saat bepergian usahakan bawa buku, apapun itu jenis bukunya. Entah akan dibaca banyak atau hanya satu atau dua lembar. Setidaknya dengan membawa buku saat bepergian bisa mengisi waktu luang dan tentunya menambah pengetahuan meski hanya beberapa kata saja.
Nah, kurang lebih tips untuk meningkatkan minat baca seperti itu. Sekarang mulai terapkan yuk tips-tips di atas tadi!
“Aku tahu bahwa setiap kali membuka sebuah buku, aku akan bisa memandang sepetak langit. Dan jika aku membaca sebuah kalimat baru, aku akan sedikit lebih banyak tahu dibandingkan sebelumnya. Dan segala yang ku baca akan membuat dunia dan diriku sendiri menjadi lebih besar dan lebih luas.” – Joetein Gaarder
—— Selamat Hari Buku Nasional 2021——
Oleh: Syarifah Zaidah
Photo by Jaredd Craig on Unsplash
Sumber: