Ahmad Munawwir atau kerap disapa “Mbah Mad” adalah putra dari pasangan KH. M. Munawwir bin Abdullah Rosyad (pendiri PP. Al-Munawwir Krapyak) dan Nyai Khodijah (Wonokromo). Beliau lahir di Bantul pada 23 Januari 1939 M atau 10 Dzulhijjah 1355 H.
Mbah Mad sedari muda melakukan perjalanan menimba ilmunya di berbagai daerah. Di antaranya PP. Tugung Genteng Banyuwangi (KH. Abbas), PP. Semelo Perak Jombang (KH. Umar Zahid), dan PP. Yanbu’ul Qur’an (KH. Arwani Amin).
Setelah menimba ilmu di berbagai daerah, Mbah Mad kembali ke Krapyak. Beliau menikah dengan Nyai Shofiyyah (Gedongan, Cirebon) dan dikaruniai satu orang putra yaitu KH. M. Munawwar Ahmad. Mbah Mad di Krapyak fokus mengajar Al-Qur’an dan mendirikan Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek L.
Keseharian Mbah Mad bersama Al-Qur’an
“Kyai Ahmad niku salah setunggalipun putrane Mbah Munawwir ingkang ahlul qur’an, suarane sae, lanyah, lisane enteng. Kulo nggih sampun sering nderekaken pinten-pinten majlis khataman (sareng Mbah Mad) masyaAllah lisane alus, enteng, fasih.”
“Kyai Ahmad adalah salah satu putranya Mbah Munawwir yang ahli qur’an, suara beliau bagus, lancar, lisannya ringan. Saya sudah sering ikut beberapa majelis khataman (bersama Mbah Mad) masyaAllah lisannya halus, ringan, dan fasih.” tutur KH. R. Abdul Hamid Abdul Qodir atau kerap disapa Buya Hamid.
Mbah Mad mengajarkan Al-Qur’an dari ba’da maghrib sampai jam 11 malam, kemudian dilanjutkan sholat isya berjamaah setengah 12 malam. Para santri sekali maju setoran sampai 5 orang, 4 orang membaca Al-Qur’an bi nadzri dan 1 orang hafalan Al-Qur’an bil ghoib. Kemudian ba’da subuh dan ba’da dhuhur Mbah Mad menerima setoran hafalan bil ghoib santri.
Setiap bulan Mbah Mad mengadakan sima’an bulanan bersama masyarakat dari masjid ke masjid. Pada hari-hari tertentu Mbah Mad mengadakan sima’an Al-Qur’an, kemudian beliau menerangkan kandungan isi Al-Qur’an. Beliau juga memberikan ijazah, doa, atau hizib dari ayat yang telah dijelaskan kandungan isinya.
Sosok Sederhana dan Gemar Riyadhoh
Selain dikenal sebagai sosok ahlul qur’an, Mbah Mad juga dikenal sebagai seseorang yang sederhana dan gemar riyadhoh. Salah satu pesan Mbah Mad yang sampai sekarang masih terus terekam dan menjadi pedoman laku hidup adalah “Janganlah bermewah-mewahan dalam segala hal.”
Sejak masih nyantri, Mbah Mad sering melakukan puasa sunnah. Meskipun Mbah Mad adalah sosok kyai yang rajin riyadhoh, beliau berpesan kepada santri-santrinya bahwa riyadhoh yang utama bagi santri adalah fokus tholabul ‘ilmi dan nderes Al-Qur’an.
Penulis: Hanin Nur Laili
Disarikan dari Majelis Haul ke-22 Al-Maghfurlah KH. Ahmad Munawwir (PP. Al-Munawwir Komplek L)
Referensi: Nasehat Hidup Sederhana dan Riyadhoh KH. Ahmad Munawwir on Almunawwir.com
Pictured by Arsip Foto AlMunawwir.com