Menata Kembali Masa Depan Anak: Anakmu Bukanlah Milikmu

Diposting pada 877 views

Anak adalah karunia atau titipan yang Allah berikan kepada para orang tua. Menumbuhkan anak menjadi generasi yang berbudi luhur, berakhlakul karimah, dan menjadi anak sholih sholihah merupakan PR bagi para orang tua. Sehingga orangtua akan melakukan apapun yang terbaik untuk anaknya, bahkan tak jarang ada orangtua yang sudah membuat planning sejak si anak bayi sampai mereka dewasa. Tentu itu merupakan hal yang baik, namun tak sedikit pula anak-anak yang memberontak atas rencana yang telah dirancang orangtua untuk masa depannya.

Mengapa hal seperti itu bisa terjadi?

Setiap anak memiliki jiwa yang bebas dengan impian dan cita-citanya sendiri. Mereka cenderung ingin menentukan sendiri jalan yang ingin mereka lalui. Beberapa orangtua zaman now sudah banyak yang bersikap demokratis terhadap putra putrinya. Masalahnya tak semua orangtua bisa menerima dan terbuka dengan pemikiran putra-putrinya tersebut. Selain faktor masa pubertas, inilah salah satu hal yang dapat memicu sikap berontak anak. Oleh karena itu, orang tua harus bisa bijaksana dalam bersikap terhadap anaknya karena kebijaksanaan itulah yang nantinya akan menemani si anak tumbuh dewasa.

Lantas bagaimana bersikap bijaksana terhadap anak?

Tentunya ada banyak sikap yang tepat yang bisa Anda dapatkan di seminar-seminar parenting. Namun kali ini saya akan mengajak Anda mendidik anak dengan berpedoman pada karya seorang sastrawan Arab ternama, Kahlil Gibran  dalam puisinya “Anakmu Bukan Milikmu”. Berikut puisi karya Kahlil Gibran.

Anakmu bukanlah milikmu,

mereka adalah putra putri sang Hidup,

yang rindu akan dirinya sendiri.

Mereka lahir lewat engkau,

tetapi bukan dari engkau,

mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu.

Berikanlah mereka kasih sayangmu,

namun jangan sodorkan pemikiranmu,

sebab pada mereka ada alam pikirannya sendiri.

Patut kau berikan rumah bagi raganya,

namun tidak bagi jiwanya,

sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,

yang tiada dapat kau kunjungi,

sekalipun dalam mimpimu.

Engkau boleh berusaha menyerupai mereka,

namun jangan membuat mereka menyerupaimu,

sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,

ataupun tenggelam ke masa lampau.

Engkaulah busur asal anakmu,

anak panah hidup, melesat pergi.

Sang Pemanah membidik sasaran keabadian,

Dia merentangkanmu dengan kuasaNya,

hingga anak panah itu melesat jauh dan cepat.

Bersukacitalah dalam rentangan tangan Sang Pemanah,

sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat,

sebagaimana dikasihiNya pula busur yang mantap.

Dari puisi di atas orang tua diajarkan untuk tidak memberikan pemaksaan atas semua keinginan atau bahkan harapannya kepada si anak. Mereka boleh saja menginginkan sesuatu kepada si anak, tapi yang harus dihindari adalah  pemaksaan kehendak. Tidak bisa dipungkiri banyak orang tua yang terlalu memaksakan kehendak mereka kepada si anak, hal ini yang sering membuat si anak menjadi memberontak. Tidak ada salahnya orang tua memberikan sedikit kebebasan kepada anak dalam memilih jalan hidup mereka, pun selama arahnya benar. Orang tua bisa mengawasi dan menegur jika ada yang salah. Karena hal terpenting adalah kesejahteraan anak itu sendiri.

Baca Juga:  Sejarah PWI dan Hubungannya dengan Hari Pers Nasional

Mengingat pentingnya anak-anak di seluruh dunia, PBB menetapkan peringatan Hari Anak Sedunia (World Children’s Day) atau Universal Children’s Day setiap 20 November. Peringatan ini pertama kali ditetapkan pada 1954. Dikutip dari laman United Nations, Hari Anak Sedunia diperingati untuk mempromosikan kebersamaan internasional, kesadaran di antara anak-anak di seluruh dunia, dan meningkatkan kesejahteraan anak.

Tema Hari Anak Sedunia 2020 adalah “Menata Kembali Masa Depan Anak” tema ini berarti satu hari yang dipakai untuk membayangkan atau membentuk kembali masa depan yang lebih baik bagi setiap anak. Memperbaiki pola asuh juga bisa menjadi satu langkah untuk menata masa depan anak. Mari bebaskan anak-anak bermimpi dan mewujudkan impiannya

Selamat Hari Anak Sedunia!

Oleh: Dhab

Referensi:

https://www.cekaja.com/info/perbedaan-hari-anak-sedunia-dengan-hari-anak-internasional

https://intisari.grid.id/read/0333274/arti-kehadiran-seorang-anak

https://www.ibunda.id/kata-bunda/anakmu-bukanlah-milikmu-khalil-gibran

https://tirto.id/tema-hari-anak-sedunia-2020-menata-kembali-masa-depan-anak-f65N

https://www.tribunnews.com/internasional/2020/11/19/hari-anak-sedunia-2020-jatuh-pada-20-november-ini-sejarah-dan-ucapan-selamat-hari-anak-sedunia

Foto: Caleb Woods on Unsplash