acara

Pembukaan Rangkaian Acara Hari Santri Nasional 2022

Diposting pada

Kamis (13/10) Komplek Q mengadakan pembukaan rangkaian acara dalam rangka menyambut peringatan Hari Santri Nasional 2022. Seperti biasa, acara berlangsung di Musala Barat dan dimulai pukul 16.00 sampai selesai. Hari Santri Nasional (HSN) tahun ini mengangkat tema “Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan”.

Tujuan dari acara ini ialah untuk membangun santri dalam mewujudkan peran dan eksistensinya, baik di dalam lingkup pesantren maupun lingkungan masyarakat. Santri dengan segala kemampuannya bisa menjadi apa saja. Dibuktikan dengan santri sekarang telah merambah ke berbagai bidang profesi, yang memiliki keahlian bermacam-macam.

Acara ini ditujukan untuk seluruh santri dan masyarakat umum yang diharapkan dapat menambah wawasan berupa ilmu dan pengalaman yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Rangkaian Acara HSN 2022 Resmi Dibuka

Grup hadroh Tsamrotul Muna tampil turut memeriahkan, kemudian acara dibuka oleh Master of Ceremony yang kali ini dipandu oleh Nilnarohmah. Dilanjut dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan sambutan-sambutan.

Kuni Sa’adati Maisaroh selaku perwakilan panitia meyampaikan rangkaian acara yang akan berjalan dua minggu ke depan. Untuk memeriahkannya, panitia telah menyusun berbagai kegiatan yang bermanfaat seperti seminar literasi digital pesantren, seminar psikologi, lomba MSQ, bedah buku, dan bazar buku.

Mewakili ketua pondok yang berhalangan hadir, Anu’ma Syifa dalam sambutannya berharap agar para santri dapat memanfaatkan serangkaian acara dengan sebaik-baiknya dan mengambil banyak ilmu dari para narasumber yang sudah mumpuni di bidangnya masing-masing.

Acara resmi dibuka oleh Gus Kholid Arif Rozaq. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa diberi hari atau tidak, santri dalam de facto-nya memang menjadi garda terdepan dalam proses perkembangan Indonesia. Jauh dari era sebelum merdeka, pasca kemerdekaan, maupun revolusi. Jadi kita tidak perlu risau semisal tidak ada Hari Santri. Harus bangga menjadi seorang santri karena karakteristiknya yang luar biasa.

Gus Kholid berpesan jika dahulu peran santri adalah berjuang secara fisik, sekarang peran santri ketika sudah diberi “hari” maka isilah Hari Santri ini sebagai momentum dan pijakan bahwa kita sebagai santri harus bisa berfungsi sebaik-baiknya. Ibarat seperti lampu yang fungsinya adalah menerangi.

Oleh: Siti Shofia Latifah A.

Pictured by: Dokumentasi Pribadi