“Kunci keselamatan adalah adanya keseimbangan antara spiritualitas dan intelektualitas dalam diri manusia.” dalih Ustaz Tajul Muluk dalam peringatan Awwalussanah Madrasah Salafiyah III PP Almunawwir Komplek Q, Rabu (19/02).
Dengan adanya kemampuan spiritual yang mendalam, terlebih dalam hal keimanan, dapat menjadikan seseorang tidak perlu merasa khawatir di lingkungan hidup seperti apapun. Karena keimanan merupakan benteng dalam diri manusia agar tidak mudah tergerus oleh keadaan lingkungan yang menyimpang.
Dalam lingkungan pesantren, kemampuan spiritual dapat dicapai melalui beberapa amaliyah seperti yasin-an, tahlil-an, mujahadah, istighasah dan beberapa rangkaian kegiatan lainnya yang tentunya sudah menjadi ciri khas dari pesantren itu sendiri.
Disamping kemampuan spiritual, juga terdapat kemampuan intelektual. Islam sangat menganjurkan agar manusia mengembangkan kemampuan intelektualnya secara tak terbatas dan seluas-luasnya.
Pengajian kitab (sorogan, bandongan, ataupun madrasah diniyah) merupakan aktivitas di lingkungan pesantren yang dapat mengasah kemampuan intelektual seorang santri.
Spiritualitas dan intelektualitas merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Hal tersebut sesuai dengan wahyu pertama yang Allah turunkan – Q.S. Al-‘Alaq: 1.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”
اقْرَأْ dalam ayat diatas melambangkan pengetahuan.
Sementara بِاسْمِ رَبِّكَ, melambangkan spiritualitas.
Keseimbangan antara spiritualitas dan intelektualitas dapat diterapkan dalam bentuk peranan produktif dan positif di lingkungan masyarakat.
“Pengetahuan tanpa diimbangi dengan spiritualitas dapat menjadikan manusia merasa lupa diri dan dapat menimbulkan sifat sombong” ujar Ustaz Tajul Muluk.
Ustaz Tajul Muluk berpesan kepada para santri agar memulai ijtihad baik yang berhubungan dengan spiritual maupun intelektual dengan hati yang senang, berniat menerima anugrah-anugrah dari Allah Swt. dan senantiasa berdoa supaya digiring oleh Allah Swt. untuk menjadi manusia-manusia hebat.
–
Oleh: Husna Nailufar
–
Foto: Dokumentasi Pribadi Komplek Q