Pada Ahad (17/11) PP Al Munawwir Krapyak menyelenggarakan Maulid Simtudduror dalam rangka memeringati Maulid Nabi dan Harlah ke-108. Acara berlangsung di halaman PP Al Munawwir Krapyak. Acara ini merupakan rangkaian Harlah PP Al Munawwir yang berlangsung sejak Sabtu (16/11). Agenda harlah telah dilaksanakan mulai dari pasar murah, bazar, simaan Alquran, dan sebagainya.
Acara ini diadakan pada malam hari, dimulai dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh Itmam Hakim. Kemudian dilanjutkan sambutan oleh K.H. Muhtarom Busyro selaku perwakilan ahlen. Beliau menghaturkan selamat datang dan terima kasih sebanyak-banyaknya atas kehadiran dalam rangka puncak Harlah Krapyak sekaligus maulid Nabi. Acara ini tidak terlepas dari kepanitiaan Bani Munawwir muda yang mana merupakan generasi penerus K.H. Muhammad Munawwir.
Acara dilanjutkan dengan tahlil yang dipimpin oleh K.H. R. Najib Abdul Qodir dan pembacaan Simtudduror yang dibuka oleh K.H. Muhtarom Ahmad. Kemudian mauidhoh hasanah oleh K.H. Afif Muhammad. Beliau menjelaskan bahwa Hari Santri Nasional sudah tiga kali dirayakan. Sebenarnya adanya HSN kita sudah paham bahwa memeringati Hari Santri sekaligus memeringati gurunya santri supaya terjaga amalnya. Meskipun konteks HSN merupakan resolusi jihad K.H. Hasyim Asy’ari di Tebuireng, Jombang, namun HSN sudah selayaknya sekaligus memeringati hari Kiai maupun gurunya santri. Selain itu, hari Pahlawan konteksnya adalah meletusnya pertempuran 10 November. Tetapi, sesungguhnya itu adalah gema, vibrasi dari resolusi jihad. Pahlawan yang disebut di pesantren adalah Kiai dan guru. Artinya, hari pahlawan sudah dita’kid. Orang harus selalu ingat akan pesan Kiai dan guru.
Menurut beliau, memeringati Harlah artinya sama dengan memeringati kepahlawanan dari K.H. M. Munawwir. Sudah seharusnya kita mengingat dan merenungkan dalam 108 tahun yang lalu di Krapyak apa saja hal yang sudah terjadi.
Dengan berakhirnya mauidhoh hasanah, maka rangkaian acara Harlah PP Al Munawwir Krapyak telah selesai.
Oleh: Anu’ma Syifaus S.