Nama lengkap Kiai Sahal Mahfudz adalah Muhammad Ahmad Sahal bin Mahfudz bin Abd. Salam Al-Hajaini. Beliau lahir di desa Kajen, Margoyoso, Pati pada tanggal 17 Desember 1937. Mbah Sahal adalah seorang pakar fiqih (hukum Islam) yang disegani karena kehati-hatiannya dalam bersikap dan kedalaman ilmunya dalam memberikan fatwa terhadap masyarakat, baik dalam ruang lingkup lokal (masyarakat dan pesantren yang dipimpinnya) dan ruang lingkup nasional.
Kiai Sahal bukan saja seorang ulama yang ditunggu fatwanya, atau seorang kiai yang dikelilingi ribuan santri, melainkan juga seorang pemikir yang menulis ratusan risalah (makalah) berbahasa Arab dan Indonesia.
Sosok Kiai Sahal ini kiranya layak menjadi teladan bagi semua orang. Sebagai pengakuan atas ketokohannya, beliau telah banyak mendapat penghargaan, di antaranya ialah beliau dipilih menjadi tokoh perdamaian dunia (1984), Manggala Kencana kelas I (1985-1986), Bintang Mahaputra Utarna (2000), dan tokoh pemersatu bangsa (2002).
Kiai Sahal Mahfudz merupakan salah satu sosok yang begitu sederhana dan sabar. Beliau tidak pernah menonjolkan kelebihan yang beliau miliki, tetapi justru itulah yang membuat beliau begitu dihormati dan dihargai oleh orang-orang yang mengenalnya. Sosok Kiai Sahal Mahfudz mungkin memang telah tiada, namun karya dan jasa beliau akan selalu diingat oleh generasi penerusnya. Kiai Sahal Mahfudz pernah menyampaikan bahwa: ”Menjadi baik itu mudah, dengan hanya diam yang tampak adalah kebaikan. Yang sulit adalah menjadi bermanfaat, karena itu butuh perjuangan.”
Kiai Sahal juga mengajarkan santrinya untuk selalu mendoakan guru-gurunya. Dalam sambutan acara peringatan 1 Abad Perguruan Islam Mathaliul Falah (PIM), Kiai Sahal kembali mengingatkan bahwa jangan sekali-kali melupakan guru-guru yang pernah mengajar, membimbing, serta ikut membentuk kalian selama berada di sekolah. Karena dengan demikian, ilmu yang didapat akan menjadi lebih barokah di masyarakat dan insyaAllah ke depannya akan mendapat pahala yang besar.
“Santri jangan lupa dengan guru-gurunya, setiap selesai sholat hendaknya mendoakan guru-gurunya, minimal membacakan Al-Fatihah untuk beliau-beliau.”
–
Oleh: Nur Laila Shifani
Sumber:
- Facebook Ala_nu pada tanggal 1 November 2017
- Sambutan Kiai Sahal pada acara 1 Abad PMI
- YouTube
Photo by Wikipedia