Santri Simbol Kesabaran

Diposting pada

Kita adalah umat nabi dengan kemajuan zaman yang segala sesuatunya mudah, komplit, dan umat yang merdeka. Zaman baru, otak kita juga harus terbuka. Jangan susah dan jangan ngeyel. Jangan menjadi orang yang merasa paling bagus dan benar. Pendidikan agama itu jalurnya dari Nabi dan Nabi memiliki pewaris yaitu ulama. Sedangkan handphone tidak ada pewarisnya karena itu pendidikan agama tidak bisa digantikan dengan handphone, maka ngaji itu harus bertemu langsung dengan Kiai sebab pewarisnya Nabi itu ulama. Dinamakan ulama itu karena takut kepada Allah. Firman Allah 

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

Orang yang takut dengan Allah dinamakan Ulama. Kurikulum yakhsyallah itu adanya di pondok pesantren. Pondok pesantren itu mengajarkan bagaimana manusia menjadi orang yang takut kepada Allah SWT karena cinta kepada Allah SWT. Orang yang ngaji langsung dengan kiai pasti memiliki akhlak dan sopan santun kalau orang yang ngaji hanya melalui handphone (daring) dia bisa ngaji di WC atau tempat tempat tidak semestinya. Makanya orang yang ngajinya selalu daring punya ilmunya tapi tidak punya akhlak. Orang yang memiliki ilmu itu harus sabar. Zaman akhir itu 

وَالْعَصْرِۙۙاِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙۙاِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Barang yang haq itu ditemani dengan sabar. orang yang tidak sabar itu tingkahnya macam-macam. saking ingin bagus sampai menyalahkan orang lain. Di zaman akhir temannya baik itu sabar. Banyak perkara baik tidak masuk karena tidak sabar, ngaji yang baik itu di depan guru harus sabar. Di pondok pesantren kita bisa mendapatkan kesabaran karena cobaan yang didapatkan di pondok pesantren harus dihadapi dengan sabar. Proses pesantren itu menghasilkan orang yang akan tumbuh kesabaran mencari ilmu sebab ilmu itu Nur (cahaya) dan cahaya itu kontrolnya sabar kalau tidak sabar cahaya menyinari mata akan emosi.

Pendidikan pesantren itu tidak dapat digantikan karena membentuk kurikulum yang yakhsyallah. Metodologi pembelajaran ulama tidak bisa dipisah dari satu sistem membentuk karakter yakhsyallah, membentuk karakter yakhsyallah hanya ada di pondok pesantren. Kenapa konsep itu hanya bisa di pondok pesantren sebab Islam turun di Arab. Arab pada zaman Nabi sistemnya komunal. Orang-orang pada zaman itu setiap saat bersama Nabi. Cara seperti itu di Indonesia dapat dilakukan di pondok pesantren yang setiap saat bersama Kiainya, bisa mencontoh sebab 

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

Nabi itu contoh yang baik, maka ulama-ulama itu contoh yang baik menggantikan Kanjeng Nabi. Agar kita bisa mencontoh para ulama-ulama, kita harus bertemu langsung atau hidup bersama para ulama-ulama. Hal seperti ini hanya bisa dilakukan di pondok pesantren. Disitulah karakter yakhsyallah terbentuk.

Di pondok pesantren pembelajaran Alquran juga tidak bisa digantikan pembelajaran mengenai Alquran dari guru tidak dapat digantikan dengan handphone sebab Alquran turunnya harus talaqqi dan landasan berdirinya pesantren adalah landasan untuk melanjutkan ilmu Rasulullah yang diturunkan kepada sahabat, dari sahabat diturunkan kepada tabi’in diterima oleh para ulama untuk menjadi ujung tombak penyebaran agama Allah SWT. 

Oleh: Atani Salma

Sumber:  Kanal Youtube Gus Muwafiq