Selalu Berpikir Positif dan Optimis

Diposting pada

Berpikir merupakan salah satu sifat yang membedakan antara manusia dengan hewan. Kemampuan berpikir yang dimiliki manusia salah satunya mempunyai tujuan untuk membantu manusia dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi, baik melalui bentuk pemikiran yang positif maupun negatif. 

Dalam menjalani kehidupan, tentu kita mempunyai masalah yang membuat kita berpikiran negatif, tidak fokus, bahkan sampai putus asa dengan hari yang akan dihadapinya esok, padahal kita belum tau takdir apa yang akan menimpa kita. Terlebih dengan keadaan di tengah pandemi seperti saat ini banyak orang merasa frustasi dan putus asa hingga tak jarang beberapa menyalahkan nasibnya kepada Sang Pencipta. 

Menjalani kehidupan dengan berbagai dinamikanya, tentu tak mungkin terlepas dari musibah dan ujian dari Allah Swt. Dengan demikian, tentu bukan alasan bagi kita untuk bersikap seperti itu.

إنه لا ييأس من رَوح الله إلّا القوم الكافرون

“Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.”

Hadis qudsi di atas secara tersurat tertuju kepada para tentara muslim yang dijadikan tawanan musuh. Dengan itu Allah memerintahkan untuk memperkuat rasa takutnya kepada Allah bukan kepada musuh dan setelah itu memandang dengan penuh harap kepada Allah bukan menaruh harapan kepada musuh.

Dari gambaran tersebut, dapat diambil pelajaran bahwa ketika manusia dalam keadaan sesulit apapun, hanya Allah yang menjadi tempat kita kembali. Hanya Allah harapan kita dan yang bisa menolong kita selama kita masih berharap dan memohon kepada Allah. Sehingga berputus asa atau pesimis itu tidak diperbolehkan dalam Islam. Hal ini disebabkan ketika seseorang telah berpikiran pesimis, ia tidak akan keluar dari kesengsaraannya dan hanya akan terus terpuruk dalam masalahnya dan memandang risiko bukanlah peluang.

Orang yang sukses adalah orang yang selalu berpikiran optimis, positif, dan berbaik sangka kepada Allah Swt. Optimis merupakan suatu sikap yang mana memandang segala hal dengan perasaan yang baik, sedangkan berpikir positif merupakan sikap mental yang melibatkan bagaimana memasukkan pikiran-pikiran dan kata-kata yang dapat melahirkan kebahagiaan, kesehatan, kesuksesan dalam setiap situasi. Dengan adanya sikap optimis dan positif dalam diri, maka akan mempermudah kita untuk lebih meyakini adanya rahmat Allah. Seperti firman Allah dalam QS. Yunus ayat 107:

إِن يَمۡسَسۡك ٱللَّهُ بِضُرّٖ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَۖ وَإِن يُرِدۡكَ بِخَيۡرٖ فَلَا رَآدَّ لِفَضۡلِهِۦۚ يُصِيبُ بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦۚ وَهُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

Artinya:

“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.”

Melatih diri untuk selalu berpikiran optimis dan positif tentu tidak semudah yang dipikirkan, maka dari itu diperlukan beberapa usaha. Di antaranya kita harus selalu mencoba untuk tidak berpikiran negatif disetiap masalah yang menimpa kita, tidak membiarkan kesombongan hadir dalam jiwa kita, selalu berprasangka baik, menebar kebaikan bukan kedengkian, dan sikap-sikap lain yang berpotensi menghindari pikiran negatif. 

Oleh: Taqiya PS

Sumber:

Photo by Brett Jordan on Unsplash