Semakin Tinggi Tingkat Ibadah, Semakin Sedikit Rasa Suudzon

Diposting pada

Semakin tinggi tingkat ibadah, semakin sedikit rasa suudzon- Sebagai seorang Muslim yang beriman, kita dianjurkan untuk senantiasa berbuat kebaikan supaya saat datang akhir hayat, kita sedang melakukan perbuatan baik. Jangan sampai kita kecolongan, ketika datang akhir hayat justru sedang melakukan perbuatan tercela.

كل نفس ذائقة الموت

“Setiap yang bernyawa pasti merasakan kematian.”                                  

Orang akan memiliki hati yang tenang, jika di dalam dirinya terdapat nafsul mutmainah. Hati bertempat di dalam diri manusia.

Baca juga I’tibar Dari Peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad saw.

Rasulullah saw. bersabda:

أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ   

“Sesungguhnya, di dalam badan ini terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh baik dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh badan. Sesungguhnya ia adalah hati.” (HR Bukhari dan Muslim). 

Di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging, jika segumpal daging itu bagus, maka baguslah seluruhnya. Tetapi jika buruk segumpal daging itu maka akan buruk seluruhnya.

Kunci ketenangan hati dan perilaku adalah dengan menenangkan diri terlebih dulu. Jika jiwanya tenang, maka hati pun akan ikut tenang. Selanjutnya adalah dengan banyak berzikir atau selalu mengingat Allah kapan pun dan di mana pun.

Baca juga Berlalu dan Kusesali

Kebaikan atau kebagusan yang dimiliki itu tidak bisa muncul dengan sendirinya, untuk itu kapan pun dan di mana pun jangan merasa bangga diri atau merasa lebih baik daripada yang lain, karena di balik itu terdapat keterlibatan orang lain.

Salat adalah salah satu kebaikan. Harus ridho jika ada jamaah yang telat, sebab masih ada yang masih menyelesaikan pekerjaan atau urusannya. Solusinya adalah menunggu beberapa menit untuk yang lain, supaya bisa ikut jama’ah. 

Oleh: Nada Fikriyani

Sumber: Kanal Youtube

Photo by Rumman Amin on Unsplash