Siang itu udara terasa sangat panas, matahari begitu terik menyengat. Kulangkahkan kaki
menuju salah satu kampus ternama di Kota Jogja. Karena tak kumiliki kendaraan pribadi,
akupun terbiasa memakai transportasj umum yang akrap disebut TJ alias Trans Jogja.
Sekitar 15 menit menunggu akhirnya TJ dengan jalur tujuanku datang. Aku memilih duduk
tepat di seberang pintu masuk, karena disitu sejuknya AC begitu terasa. Transportasi ini
memang didesain senyaman mungkin dan harga tiketnya juga sangat ekonomis sesuai dengan
kantong mahasiswi sepertiku.
Trans Jogja melaju perlahan membuatku bisa mengamati banyak bangunan megah dan
aktivitas di luar kaca Trans Jogja. Tak lama setelah aku duduk, datang sepasang suami istri
yang menurutku amat sangat istimewa, keduanya sama sama memiliki masalah penglihatan,
hanya saja sepertinya sang suami masih bisa sedikit mengandalkan mata kirinya. Beliau
berdua terlihat begitu kompak, sang suami berjalan di depan dengan membawa tongkat
laksana seorang pemandu, sedang sang istri di belakang sembari menggenggam erat
tangan suaminya.
Sepanjang Trans Jogja melaju beliau berdua terlihat begitu menikmati perjalanan, tak jarang
beliau berdua saling melempar canda tawa bersama. Sungguh pemandangan yang
luar biasa, bagaimana tidak? Sepasang bola mata itu tidak dapat melihat dengan sempurna
tapi beliau berdua membuktikan bahwa tidak semua yang sempurna bisa membuat kita
merasa cukup untuk bisa tertawa.
Sepasang suami istri itupun turun lebih dulu. sepeninggalan mereka, aku kembali
mengamati suasana di luar kaca Trans Jogja. Kembali menatap keriuhan di luar sana, riuh
kendaraan berlalu lalang. Saking seriusnya aku tak sadar telah tiba di halte depan kampus.
Segera aku turun dan berjalan hingga aku tiba di kampus tercinta.
peristiwa yang kulihat di perjalanan membuatku sadar bahwa
cinta bisa hadir pada siapa saja yang dikehendaki, tanpa harus mementingkan rupa atau
harta sekalipun.
Sebab setiap makhluk diciptakan saling berpasang-pasangan.
Oleh: Nisa_alhulwah
Foto oleh Danielle De Angelis dari Pexels