Simpang Siur Tentang Vaksin Covid-19? Bagaimana Menanggapinya?

Diposting pada 29 views

Pada tanggal 6 Desember 2020 lalu sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac  tiba di Indonesia dan Presiden Joko Widodo menyebut kedepannya masih ada lagi jutaan dosis vaksin yang akan didatangkan dalam bentuk jadi maupun bahan baku. Yang kemudian nanti vaksin Covid-19 dapat dilakukan dengan sesegera dan berbayar kepada masyarakat tertentu. Namun, vaksin ini harus melewati uji di BPOM dan MUI terlebih dahulu. Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasioal, Airlangga Hartanto mengatakan bahwa nantinya vaksin Covid-19 diberikan pertama kali kepada para medis, layanan kesehatan, aparat keamanan dan hukum.

Kabar baik ini segera tersingkirkan karena adanya sebuah tanggapan yang mengatakan bahwa vaksin Sinovac yang tingkat efektivitasnya rendah, kenapa malah Indonesia membeli vaksin ini bukan vaksin lain yang efektifitas lebih tinggi. Kenapa tidak menggunakan Asrtazeneca yang sudah teruji efektifitasnya 70%, atau moderna yang efektifitasnya  sebesar 94,5% atau bukan vaksin-vaksin lain yang memang sudah teruji. Belom selesai isu tentang vaksin Sinovac, pada tanggal  31 Desember 2020 sebanyak 1,8 juta dosis vaksin Sinovac telah tiba lagi di Indonesia. Kini ada 3 juta dosis vaksin Sinovac yang dimiliki Indonesia.

Lalu, bagaimana dengan perkembangan pengujian vaksin Sinovac ini? Menurut Pandu Riono Epidemilog FKM UI dilansir dari Kompas.com bahwa keamanan dan efikasi atau kemanjuran vaksin Sinovac memang belom dipastikan. Namun, kabar baiknya Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa vaksin covid-19 tidak berbayar untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Habib Ja’far Husein dalam kanal youtubenya menjelaskan juga bahwa kita sebagai muslim dan umat manusia harus saling tolong menolong dalam hal kebaikan dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Habib Ja’far Husein mengajak kita semua untuk mendukung, mengawal, serta mensukseskan proses vaksinasi demi mengakhiri ujian pandemi Covid-19.

Baca Juga:  Bukan Menghindar, Merangkul Pasien Pengidap HIV/AIDS juga Bisa Jadi Pilihan

Baca juga:

Pelu diingat kembali bahwa vaksin bukanlah obat, tetapi vaksin termasuk antibodi  yang akan melawan virus. Jadi, kita jangan sampai euphoria berlebihan, dengan sudah adanya vaksin Covid-19 kemudian lalai dengan protokol kesehatan. Saat ini memang termasuk kabar baik, tetapi kabar hoax tentang berita apapun termasuk berita Covid-19 semuanya tercampur aduk. Namun, dengan semangat Islam rahmatan lil ‘alamin, langkah terbaik yang kita lakukan adalah dengan memilah-milah kabar, apakah hoax ataukah benar.

Keefektifan dan segala yang berhubungan secara ilmiah tentang vaksin Covid-19 telah diproses dan diuji oleh BPOM dan kehalalan serta thoyyibah dari vaksin Covid-19 juga sudah di proses oleh MUI. Kabar-kabar hoax jangan kita santap mentah-mentah dengan kita menanti hasil ikhtiar dari BPOM dan MUI yang telah menguji kelayakan, efektifitas, serta kehalalanya serta thoyyibah dan tanpa meninggalkan 3M (memakai makser, mencuci tangan, dan menjaga jarak). Seraya berdoa agar ujian berat ini segera berlalu adalah hal yang paling tepat kita lakukan pada saat ini. Stay safe and stay healthy !

Oleh: Alifia D.

Photo by Hakan Nural on Unsplash

Sumber:

health.detik

cnnindonesia.com

kompas.com

indonesia.go.id

economy.okezone.com

https://youtu.be/ku0omr-Jn3Y