SOWAN KIAI

Diposting pada

Tahukah kamu pentingnya sowan dengan kiai ataupun guru-guru kita? Hubungan ruhani kiai dan santri harus tetap dijaga sampai kapanpun. Meskipun seorang santri tidak lagi di pesantren, di manapun dan sejauh apapun kita tinggal sempatkanlah untuk sowan.

Dalam tradisi pesantren, tentu kita tidak asing dengan istilah sowan yaitu tradisi silaturahmi kepada kiai, yang merupakan salah satu upaya untuk menjaga dan memperkuat hubungan kiai dan santri. Selain memperkuat hubungan santri dan kiai, dengan adanya sowan kita juga berharap mendapatkan berkah dari kealiman sang kiai.

Jangan sampai kita melupakan guru yang telah mendidik dan mendoakan kita setiap saat sebagai santrinya. Yang telah meluangkan waktu untuk membagikan ilmunya dengan kita secara ikhlas, jangan seperti kacang yang lupa kulitnya. Tanpa peran seorang guru, kita tentu tidak akan bisa memperoleh ilmu dan pencapaian hidup.

Sowan sangat penting dan dianjurkan, akan tetapi di tengah maraknya pandemi tentu sangat bahaya untuk kiai ataupun santri. Namun, hal ini tidak memutuskan antara santri dan kiai melalui hubungan ruhani dengan selalu mendoakan kiai. Imam Ghazali dalm kitab Ihya ‘Ulumuddin menjelaskan tentang hubungan guru dan murid yang artinya

“Seorang murid harus memiliki sosok syekh dan guru yang diikuti dan menuntunnya ke jalan yang benar. Jalan agama begitu terjal, sementara begitu banyak jalan-jalan setan. Barang siapa yang tidak memiliki guru, maka setan akan menyesatkan jalannya. Seperti orang yang melewati sebuah pedalaman berbahaya tanpa pemandu, maka akan sangat mengancam keselamatannya. Orang yang tanpa guru, laksana pohon yang tumbuh tanpa diurus. Dalam waktu dekat akan mati. Andaipun pohon itu hidup dalam waktu yang lama, tak akan berbuah. Penjaga murid adalah gurunya. Berpeganglah padanya.” (Ihya ‘Ulumiddin, juz 1, hal 98).

Baca juga:

Dari pesan Imam Ghazali di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua poin tentang peran guru yang sangat penting. Pertama, guru adalah petunjuk bagi muridnya. Yang diibaratkan dengan sebuah perjalanan di pedalaman berbahaya, dengan adanya pemandu yang sangat penting perannya untuk kita yang tidak tahu apa-apa tentang perjalanan yang akan ditempuh. Dengan adanya pemandu atau guru tentu kita akan menemukan jalan yang benar.

Kedua, guru merupakan orang yang merawat murid. Yang diibaratkan dengan pohon yang tumbuh tanpa diurus. Dalam waktu dekat akan mati. Jika hidup tidak akan berbuah. Maksudnya, meskipun hidup tanpa seorang guru maka hidupnya pun tidak akan bermanfaat atau tidak bisa berhasil tanpa ada guru.

Dengan demikian, kedudukan guru terhadap murid (kiai terhadap santri) semoga di manapun dan dalam keadaan apapun sentiasa memuliakan guru atau kiai kita dan tetap menjaga hubungan silaturahmi dengan baik. 

Oleh: Etika Shovi

Photo by Muhammad Adil on Unsplash

Sumber :

kumparan.com

islam.nu.or.id