ngaji

Tetap Ngaji Walaupun Ngantuk

Diposting pada

Ngaji dan ngantuk merupakan dua kata yang tidak terpisahkan dari santri. Sebagai seorang santri, kita harus kuat menjaga tradisi mengaji seperti yang telah guru-guru kita melakukannya. Sebab, dengan mempelajari kitab kuning karangan para ulama, kita mendapat tuntunan untuk dapat memahami, memaknai, dan mengamalkan isi yang terkandung dalam Alquran dan Hadis dengan baik dan benar. Adapun santri terlihat ngantuk saat mengaji, boleh jadi merupakan pemandangan sehari-hari. Sebab, kegiatan di pesantren memang sangat padat, nyaris sepanjang waktu. Hanya santri tertentu yang memiliki tekad yang kuat dan cara yang cermat yang dapat mencegah untuk tidak mengantuk.

Walaupun saat mengaji kantuk selalu menyerang, seyogyanya santri tetap tidak meninggalkan ngaji. Karena mengaji merupakan salah satu kewajiban santri. Dengan mengaji, santri juga dapat ngalap barokah kyai. Mengutip dari laman youtube NU Online, saat wawancara eksklusif dengan Ning Umi Atika Anwar, yang merupakan alumnus Pesantren Putri Hidayatul Al-Mubtadiat Lirboyo dan pengajar di Pesantren As-Sa’idiyah, Jamsaren, Kota Kediri, beliau berpesan untuk para santri bahwa tetaplah ngaji walapun ngantuk.

Kurang lebih pesannya seperti ini : “Mencari ilmu itu memang ada suka dukanya, ada naik turunnya, dan ada resikonya. Semangat itu pasti terkadang ada di atas dan di bawah. Tetapi yang perlu kita ingat, bahwa dalam  mencari ilmu itu pasti terdapat barokah yang akan kita dapatkan. Jadi, kalaupun kita tertidur saat ngaji dan madrasah diniyah, tetaplah berangkat. Saya dulu pernah punya teman orang Jakarta dan anaknya mondok di Lirboyo, tidak tahu sama sekali makna pegon, apa yang telah gurunya jelaskan pun tidak tahu sama sekali. Tapi ibunya cuman bilang begini : ‘sudah didengarkan saja, ngerti tidak ngerti didengerin, paham ngga paham didengerin, nanti lama-lama kamu juga ngerti, karena di dalam ilmu itu ada barokahnya’. Jadi jangan karena ngantuk, jangan karena malas, kita tidak mau berangkat untuk mengaji atau belajar. Kalaupun nanti di kelas kita ndelosor, ngantuk, jalani saja dengan ikhlas, karena insyaAllah barokahnya itu pasti ada dimana kita tidak pernah tahu. Tetaplah semangat untuk teman- teman yang masih nyantri. Mumpung masih nyantri, masih belum punya masalah, belum punya beban keluarga, karena kalau sudah menikah, kesempatan untuk belajar mungkin akan berkurang banyak. Mumpung masih di pondok, masih sekolah, manfaatkan waktu dan kesempatan untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya”. Dari pesan beliau tersebut, dapat kita pahami bahwa kita harus tetap mengaji bagaimanapun keadaannya, karena di dalam setiap ilmu itu ada barokahnya. 

Gimana sih cara mencegah rasa kantuk? Nah, walaupun kantuk itu menjadi momok tersendiri bagi santri, tetapi kita harus mampu menghindari. Caranya dengan mengetahui lebih dulu hal-hal apa saja yang menyebabkan kantuk saat mengaji. Salah satu penyebabnya yaitu kurang tidur di malam hari, karena biasanya santri memang memiliki aktivitas padat hingga malam hari. Dengan mengetahui hal-hal yang bisa menyebabkan kantuk, maka kita bisa mencegahnya dengan beberapa cara, seperti tidur yang cukup, duduk dengan posisi yang tepat, memperhatikan makanan dan minuman yang kita konsumsi, mengenakan pakaian yang rapi dan bersih, berwudhu sebelum mengaji, dan fokus memperhatikan penjelasan dari guru. Semoga kita senantiasa memiliki semangat untuk mengaji dan dapat memperoleh barokah dari para masyayikh.

Oleh: Nala Ikfina Utami

Sumber:

Kanal Youtube NU Online

duniasantri.co

Photo by Rifky Nur Setyadi on Unsplash