Valentine oh Valentine

Diposting pada

“Valentine memang bukan budaya kita. Budaya kita adalah pura-pura bahagia.” 

Mayoritas orang menjawab hari Valentine ketika ditanya tentang hal yang berkaitan dengan bulan Februari. Yap, Valentine atau yang biasa disebut Hari Kasih Sayang selalu menjadi trending topic, baik bagi kaum berpasangan ataupun kaum piyambakan. Bahkan, trending topic twitter kalah dibanding hebohnya para kaum tuna asmara.

Legenda Valentine erat kaitannya dengan St. Valentinus, seorang pendeta yang memiliki akhir tragis. Ia dipukuli dan dipancung pada 14 Februari 278 M. usai menikahkan tentara Roma secara diam-diam. Pada saat itu, Kaisar Claudius II memiliki peraturan bahwa tentara Roma harus jomblo agar tetap setia pada negara. Oleh karena itu, 14 Februari diperingati sebagai Hari Valentine dimana merujuk pada perjuangan pendeta tersebut dalam menyatukan dua sejoli. 

Setiap hari Valentine, mal dan toko-toko cokelat penuh dengan pernak-pernik serba pink, ungkapan manis, lambang hati, dan diskon khusus. Valentine memang identik dengan cokelat, bunga, dan segala hal yang termasuk dalam pengekspresian cinta. Muda-mudi sejoli saling bertukar ucapan, coklat, dan lain-lain. Kalau saja sejarah Valentine ini ngga muncul di Barat, di daerah Banyumas misalnya, bisa jadi yang ditukar bukan coklat, tapi mendoan… 

Sebagai hari yang dimaknai sebagai hari kasih sayang, pemaknaan kasih sayang itu rupanya bergeser. Tidak hanya sekedar bertukar coklat, akan tetapi ramai diberitakan bahwa pada saat valentine penjualan kondom meningkat pesat. Valentine menjadi ajang seks bebas dan tradisi yang mengarah pada hura-hura dan kemaksiatan lainnya. Seks bebas dianggap sebagai ekspresi cinta kasih. 

Njuk, bagaimana pandangan ulama tentang itu?

Fenomena perayaan Valentine yang kelewat batas rupanya disorot oleh Majelis Ulama Indonesia. Fatwa MUI no. 3 tahun 2017 memperingatkan haramnya perayaan Valentine pada 14 Februari mengacu pada tiga hal, yakni; bukan tradisi Islam, seks pranikah, dan potensi membawa keburukan. Atas dasar madharat yang lebih besar itu lah kemudian perayaan Valentine menjadi sesuatu yang dilarang. 

Ada fatwa unik dari Lembaga Fatwa Mesir dimana mereka tidak mengatakan haram kepada yaum  al-hubb. Mereka mengatakan bahwa hari kasih sayang diperbolehkan dengan catatan di antara suami istri dan berada pada hubungan yang disahkan secara syariat. Jadi, bagi kalian-kalian yang ngebet merayakan hari valentine, mending nikah dulu aja deh…

Islam tidak memiliki hari spesial untuk mengungkapkan kasih sayang. Tanpa terikat waktu kita dianjurkan untuk saling mengasihi sesama, baik manusia ataupun hewan. Bahkan konsep kasih sayang dalam Islam memiliki cakupan lebih luas yaitu kepada sesama makhluk, ora mung doi thok, haha. Allah berjanji akan menyayangi hamba-Nya yang penyayang dan yang menjaga tali kasih (silaturrahim) (al-Qasas 77). 

Jadi jelas ya, sebenarnya konsep kasih sayang dalam Islam malah lebih luwes. Kita diperintahkan untuk mengasihi siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Ngga harus nunggu setahun lagi untuk ngungkapin kasih sayang. Setuju?

Oleh: Ma’unatul Ashfia

Photo by Jesse Goll on Unsplash