Hari Keterampilan Pemuda Sedunia atau yang dikenal dengan World Youth Skills Day diperingati setiap tanggal 15 Juli secara internasional. Peringatan ini diprakarsai oleh Majelis Umum PBB yang mengadopsi resolusi yang menetapkan 15 Juli sebagai Hari Keterampilan Pemuda Sedunia pada tahun 2014.
Hari Keterampilan Pemuda Sedunia merupakan kesempatan bagi kaum muda, institusi pendidikan dan pelatihan, serta pemangku kepentingan (stakeholder) baik sektor publik maupun swasta untuk mengakui dan merayakan pentingnya membekali kaum muda dengan berbagai keterampilan untuk bekerja, pekerjaan yang layak, dan kemampuan wirausaha. Peringatan ini dilakukan untuk mencapai kondisi sosial-ekonomi yang lebih baik bagi kaum muda saat ini. Selain itu, sebagai cara mengatasi tantangan pengangguran dan tersediannya lapangan pekerjaan yang minim.
Terjadinya pandemi Covid-19 dan lockdown saat ini membuat berbagai lembaga pendidikan teknik dan kejuruan serta pelatihan ditutup di seluruh dunia, hingga hal ini mengancam kelangsungan pengembangan keterampilan. Pelatihan jarak jauh menjadi hal yang umum dilakukan agar tetap bisa memberikan keterampilan–yang tentunya–dengan tantangan yang cukup besar, baik dalam tahap persiapan, proses, dan evaluasinya.
Sebelum adanya pandemi ini, kaum muda dengan rentang usia 15 hingga 24 tahun berkemungkinan tiga kali lipat lebih besar untuk menganggur daripada orang dewasa. Kaum muda ini juga sering dihadapkan dengan transisi dari dunia pendidikan ke dunia pekerjaan, transisi ini bisa terjadi secara berkepanjangan. Meningkatnya pengangguran di kalangan kaum muda menjadi satu masalah yang signifikan yang dihadapi ekonomi dan masyarakat, terutama dalam masa pandemi seperti sekarang ini, baik untuk negara maju maupun berkembang.
Sejak tahun 2017 terjadi tren kenaikan jumlah kaum muda yang tidak dalam masa bekerja, pendidikan atau pelatihan (not in employment, education or training – NEET). Pada tahun 2016 ada 259 juta kaum muda yang tergolong dalam NEET, diperkirakan meningkat menjadi 267 juta pada tahun 2019. Jumlah kaum muda yang tergolong dalam NEET ini akan terus meningkat hingga pada tahun 2021 diperkirakan akan ada sebanyak 273 juta kaum muda yang masuk ke dalam golongan NEET. Hal ini menyiratkan bahwa pada tahun 2020 target untuk mengurangi jumlah kaum muda NEET akan gagal. Miris bukan?
Harapannya, pasca Covid-19 berakhir, kaum muda–termasuk kita sebagai santri–dapat berkontribusi dalam masa upaya pemulihan keadaan sehingga perlu dibekali dengan berbagai keterampilan untuk dapat berhasil mengelola perkembangan tantangan dan memiliki ketahanan untuk beradaptasi dengan berbagai gangguan yang mungkin muncul di masa depan.
Sebagai santri, kita juga sepatutnya memiliki berbagai keterampilan sehingga dapat membangun, membuat, dan menciptakan sesuatu yang kelak digunakan sebagai cara untuk mencapai kesuksesan di masa mendatang agar kita tidak tergolong dalam kaum muda NEET. Kesempatan belajar di pesantren harus kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk membekali diri dengan berbagai ilmu dan pengetahuan dari pesantren. Selamat Hari Keterampilan Pemuda Sedunia!
Oleh: Nasti Sulastri
Referensi:
– Tribun News
–United Nations