Workshop Pemanfaatan Media Daring oleh Lembaga Kajian Santri Nusantara

Diposting pada 64 views

Minggu (3/11) Lembaga Kajian Santri Nusantara mengadakan Workshop Pemanfaatan Media Daring. Workshop Pemanfaatan Media Daring ini dilaksanakan di Gedung Serbaguna, Kantor Perwakilan DPD RI DIY Jl. Kusumangera No.133 dan diikuti oleh perwakilan santri, fatayat, PWNU, sampai komunitas mahasiswa NU. Ada 3 pembicara yang memaparkan materi media daring Dr. H. Hilmy Muhammad MA, Muhammad Husen Asyari, dan Muhammadun. Pada awal sambutan, Hilmi Fauzi selaku ketua panitia menyampaikan bahwa kemajuan tentang teknologi itu diibaratkan  sebagai 2 belah mata pisau yang apabila kita bisa memanfaatkan akan menjadi hasil yang baik dan apabila kita tidak bisa memanfaatkan maka akan sebaliknya. Pada kemajuan teknologi ini bukan hanya tentang penguasaan isu didalamnya tapi juga sebagai inkom ekonomi.

Bijak dalam Bermedia Sosial

Banyak dari kita yang masih saja lalai atau belum sadar tentang pemanfaatan media daring atau digital bahkan konteks masyarakat NU yang masih terkesan awam dan kuno. Namun, sebagai generasi Y atau generasi media sosial perlu kesadaran penuh bagi kita untuk ikut berpastisi aktif dalam kemajuan digital bangsa ini. Dr. H. Hilmy Muhammad MA. menyampaikan bahwa teknologi adalah bagian dari tantangan kita, kebutuhan kita yang  harus dihadapi dengan bijak dan benar. Diskusi tentang media online ini jangan hanya kita manfaatkan begitu saja namun juga untuk kemanfaatan agama, bangsa, dan negara. Beliau menjelaskan tentang fungsi media online yaitu: 1) memberi informasi yang benar kepada yang lain sehingga interaksi ukhuwah dan kebersamaan tersampaikan, yang terpenting dari penyampaian informasi adalah jangan pernah berbohong apalagi mengatasnamakan Nabi Muhammad SAW. 2) mengajak/amar kepada sesuatu yang baik menasehati dengan baik, bermedia juga harus dilandasi dengan akhlakul karimah perlu selalu diingat bahwa berhati hati dalam bersosial media dan jadikanlah media online ini sebagai upaya untuk berdakwah. Tantangan ke depan adalah media online. Jangan hanya sekedar berdakwah, tapi perlu disaring supaya seluruh agama dan ilmu  yang disampaikan nantinya nyambung dengan sanad-sanad keilmuwan yang jelas. Kenapa menyambung ilmu dengan sanad yang jelas ini harus dilakukan? Karena, nantinya Nabi Muhammad SAW akan menyelaraskan apa apa yang kita kerjakan saat ini apakah sesuai dengan ajaran beliau atau tidak. Pak Hilmy juga kembali menegaskanan supaya dapat mengisi media online dengan manfaat dan memaksimalkan konten.

Baca Juga:  Bapak Yusuf Thoha : “ Dhawuh Kyai, Nggih Nggih.”