Sejarah Hari Peduli Autisme Sedunia
Hari Peduli Autisme Sedunia atau World Autism Awareness Day diperingati setiap tanggal 2 April. Penggunaan pertama kali istilah autisme pada tahun 1908. Penetapan Hari Autisme Sedunia oleh resolusi Majelis Umum PBB yang meloloskan dewan tersebut pada November 2007 diikuti dengan adopsi pada 18 Desember 2007. Pengadaan pertama kali Hari Peduli Autisme Sedunia pada tahun 2008. Sejak saat itu, acara global tersebut mengadakan peringatan tahunannya di seluruh dunia. Pada tahun 2013 American Psychiatric Association mengakui Autisme sebagai gangguan spektrum.
Peringatan hari peduli autisme ini sebagai bentuk dukungan dari masyarakat terhadap hak-hak orang autis untuk dapat hidup sebagaimana orang pada umumnya. Autisme merupakan gangguan perilaku yang dialami seseorang terkait sosial, komunikasi, dan tingkah laku. Seseorang dengan autisme biasanya sulit mendengar atau bertatapan mata ketika kita ajak berkomunikasi. Mereka juga berhak mendapatkan penghormatan, perlindungan, pendidikan, dan kehidupan yang layak.
Hari Peduli Autisme Sedunia 2022
Peringatan Hari Peduli Autisme Sedunia pada tanggal 2 April 2022 kali ini mengusung tema “Inclusive Education in the context of SDG 4” atau “pendidikan inklusif dalam konteks Substainable Development Goals 4″. Tema tersebut tidak terlepas dari tema peringatan hari peduli autisme tahun lalu. Saat itu, tema pendidikan inklusif berfokus pada inklusif di tempat kerja. Para penyandang autisme diharapkan mampu untuk terus mendapat pendidikan yang berkualitas agar mereka dapat meraih kesuksesan.
Di tahun ini, pendidikan inklusif pun semakin ditekankan karena pendidikan inklusif merupakan kunci dari tujuan pembangunan berkelanjutan. Sehingga harapan tahun ini para penyandang autisme akan semakin berkembang pendidikannya demi mendukung pembangunan berkelanjutan di masa mendatang.
Adanya pandemi menyebabkan gangguan dalam pembelajaran sehingga membalikkan kemajuan selama bertahun-tahun dan memperburuk ketidaksetaraan dalam pendidikan. Banyak siswa dengan autisme sangat terpukul dan penelitian menunjukkan mereka telah terpengaruh dengan gangguan rutinitas.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 4 (SDG 4) berfokus untuk memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan adil serta mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua dan sebagai landasan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan mengurangi ketidaksetaraan. Dalam hal ini, SDG 4 menggemakan Konvensi PBB tentang Hak Penyandang Disabilitas. Pasal 24 Konvensi mengakui bahwa penyandang disabilitas memiliki hak atas pendidikan yang inklusif dan berkualitas atas dasar kesetaraan dengan orang lain dan penyediaan akomodasi yang wajar dari kebutuhan individu.
Oleh: Laili Ulfatul Millah
Sumber:
– tirto.id
– tirto.id
Photo by Peter Burdon on Unsplash