Sejak tahun 2005 bahwa setiap tanggal 21 Februari diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional, yang dicanangkan oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup untuk mengenang peristiwa di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, Penyebabnya karena pada saat itu curah hujan tinggi dan terjadi ledakan gas CH4 (Metana) pada tumpukan sampah. Oleh karena itu, peristiwa tersebut mengakibatkan sampah mampu menjadi mesin pembunuh yang dapat merenggut nyawa kurang lebih 157 jiwa dan dua kampung (Cilimus dan Pojok) tertimbun longsoran sampah yang berasal dari TPA Leuwigajah.
Hari Peduli Sampah Nasional 2021 tentunya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena masih dilanda pandemi. Pada tahun 2021, Hari Peduli Sampah Nasional mengusung tema “Sampah Bahan Baku Ekonomi di Masa Pandemi”. Dengan adanya tersebut, supaya seluruh elemen masyarakat dapat memfokuskan kegiatannya dalam pengelolaan sampah yang mampu memberikan kontribusi nyata dalam laju pertumbuhan ekonomi.
Terdapat tiga tujuan adanya Hari Peduli Sampah Nasional pada tahun 2021. Pertama, memperkuat komitmen dan peran aktif pemerintah daerah dalam melaksanakan pengelolaan sampah dengan menjadikan sampah sebagai bahan baku ekonomi. Kedua, memperkuat partisipasi publik dalam upaya menjadikan sampah sebagai bahan baku ekonomi melalui gerakan memilah sampah. Ketiga, memperkuat komitmen dan peran aktif produsen dan pelaku usaha lainnya dalam implementasi bisnis hijau (green business).
Selain itu, sampah merupakan persoalan penting yang menjadi tantangan masyarakat global untuk ke depannya. Bagaimana sih untuk cara pengeolaanya? Pengelolaan sampah bisa dimulai dari hal kecil, seperti mendaur ulang sampah menjadi inovasi barang lainnya. Selain itu, kita bisa memakai barang yang ramah lingkungan, dengan cara setiap membeli sesuatu, yang biasanya dibungkus menggunakan plastik diganti dengan tas ramah lingkungan. Dengan demikian, dapat mengurangi penggunaan sampah yang terus menyebar di setiap masyarakat.
Yuk, mulai sekarang biasakan mengelola sampah dan menggantinya dengan bahan ramah lingkungan. Kalau bukan kita yang memulainya, siapa lagi?
Oleh: Fina Izzatul Muna
Photo by Lucien Wanda from Pexels
Sumber: