Al-Munawwir-Komplek-Q-Puasa-Tarwiyah-dan-Arafah

Puasa Tarwiyah dan Arafah: Jangan Sampai Terlewatkan!

Diposting pada

Bulan Dzulhijjah adalah bulan ke-12 dalam penanggalan hijriyah, bulan yang memiliki makna istimewa bagi umat islam karena di bulan ini terdapat banyak keutamaan dan amalan yang pahalanya sangat besar. Bahkan Rasullullah SAW bersabda bahwa pahala yang diperoleh ketika beribadah di bulan Dzulhijjah memiliki posisi yang sama seperti pahala yang dijanjikan ketika Ramadhan.

Keistimewaan Bulan Dzulhijjah

Dari Abu Bakrah RA, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Ada dua bulan yang pahala amalnya tidak akan berkurang. Keduanya dua bulan hari raya: bulan Ramadhan dan bulan Dzulhijjah” (HR. Bukhari 1912 dan Muslim 1089).

Tidak hanya itu, dalam bulan Dzulhijjah terdapat serangkaian peristiwa penting seperti ibadah haji dan hari raya idul adha. Merupakan salah satu bulan yang dimuliakan dan bulan diharamkanya untuk berperang. Sebagaimana telah dijelaskan pada Q.S At-Taubah ayat 36, yang artinya:

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah melarang untuk berperang karena mulianya bulan ini, namun kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah. Tentunya pada bulan istimewa ini ada beberapa amalan yang dianjurkan untuk dilaksanakan, salah satunya yaitu puasa tarwiyyah dan arafah.

Puasa Tarwiyah dan Arafah, Apa Keutamaannya?

Dua puasa sunnah yang dilakukan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah sebelum Idul Adha adalah Puasa Tarwiyah dan Arafah. Puasa Tarwiyah dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah, kemudian diikuti oleh puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Salah satu hadits tentang keutamaan puasa arafah diriwayatkan oleh Qatadah RA, Rasulullah SAW bersabda:

صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبَلَةً

“Puasa pada hari Arafah dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, tahun yang lalu dan tahun yang akan datang” (HR Muslim, Ahmad, an-Nasa’i, Ibnu Majah & Abu Dawud, dari Abu Qatadah).

Puasa arafah termasuk dari empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW. Adapun keutamaan dari puasa tarwiyyah dapat menghapuskan dosa selama satu tahun, dan puasa arofah menghapuskan dosa dua tahun. Dikatakan hadits ini dhaif (kurang kuat riwayatnya) tetapi para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang dhaif dalam kerangka fadla’ilul a’mal (untuk memperoleh keutamaan), dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum. Pelaksanaan dari puasa arafah dianjurkan bagi mereka yang tidak sedang beribadah haji, adapun untuk orang yang sedang berhaji tidak di sunnahkan untuk berpuasa di hari arafah.

Dengan begitu, seorang muslim yang belum diberi kesempatan oleh Allah untuk berangkat haji, tidak perlu khawatir sebab masih bisa menjalankan ibadah Iain yang tidak kalah tinggi pahalanya yaitu puasa tarwiyyah dan arafah. Menjalankan puasa tarwiyah dan arafah tujuannya agar dapat merasakan nikmat yang dirasakan oleh jamaah haji yang tengah beribadah di tanah suci.

Maka dari itu, tidakkah sebaiknya kita mengamalkan sesuatu yang bahkan Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan amalan tersebut, sebuah amalan yang sama nikmatnya seperti menunaikan ibadah haji dan amalan yang Insyaa Allah dapat menghapuskan dosa-dosa kita. Untuk itu mari kita menunaikan ibadah sebaik-baiknya ibadah pada bulan istimewa ini, karena tidak ada sebuah kerugian ketika kita mengejar sesuatu dijalan Allah.

 

Oleh: Sabrina Amelia

Sumber: islam.nu.or.id

Pictured by Alswedi07 on Unsplash